Bab 19 [Revisi] - Maaf

40K 4.5K 46
                                    

'Tidak pernah merasa sebahagia ini disaat bisa meminta maaf dan memaafkan orang lain.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Keira berjalan mengikuti Adnan,tadi mereka sempat berhenti sebentar di sebuah toko yang sudah tutup, karena hujan semakin deras.

Gamis basah yang Keira kenakan pun sepertinya sudah mengering di badan. Begitu juga dengan Adnan, sebab laki-laki itu lebih memayungi Keira saat berjalan menuju ke depan toko, seperti menjelaskan bahwa Adnan tidak ingin Keira kehujanan, yang berakibat kepada pakaiannya ikut terkena air hujan.

Kini sudah hampir jam satu malam, Keira mengikuti langkah Adnan dengan kaki bergetar, gadis itu takut bahwa kedatangannya tidak akan diterima oleh Tiara.

Tiba-tiba saja Adnan menghentikan langkah, dan membalikkan tubuhnya,  melihat Keira yang masih tertinggal di belakang.

Penampilan gadis itu kini benar-benar kacau. Pakaiannya basah, wajahnya begitu pucat, dan menyiratkan ketakutan. Ditambah ketika Adnan melihat tangan Keira yang bergetar.

"Keira." Panggil Adnan.

Gadis yang dipanggil namanya itu mendongak, menatap kearah laki-laki yang berada di depannya dengan tatapan sendu.

"Sudah saya bilang Tante Tiara akan mengerti, dan saya yakin dia tidak akan menyalahkan kamu lagi seperti tadi." Ini adalah ucapan Adnan yang kelima kali untuk Keira. Namun ketakutan masih saja menghantuinya.

"K-keira tunggu disini saja ustadz."

Adnan mengernyitkan dahinya bingung, tidak mengerti dengan jalan pikir Keira. Gadis itu sedang tidak bercanda 'kan, meminta Adnan meninggalkannya seorang diri di halaman rumah sakit yang sepi? "Maksudnya kamu tidak mau menemui mereka yang menunggu? Kalau begitu untuk apa saya susah payah cari kamu disaat kamu juga tidak mau menemui mereka? Jangan buat saya menyesal Keira." Ujar Adnan dengan nada tegas di kalimat akhirnya.

Sementara Keira sedikit terkejut mendengar perkataan Adnan barusan, lalu kembali menatap Adnan dimana laki-laki itu juga tampak kacau.

Air matanya kembali menetes lalu kepalanya menunduk dalam, Keira merasa bersalah karena terus saja membuat Adnan kesusahan.

"M-maafin Keira ustadz.." Lirihnya disertai setetes air mata yang mengalir.

Ditempatnya berdiri, Adnan juga baru menyadari perkataannya yang mungkin saja membuat Keira merasa tersinggung.

"M-maksud saya bukan seperti itu, saya hanya tidak tega melihat umi dan Maryam yang terus saja memikirkan kamu--"

"M-maafin Keira ustadz, karena Keira ustadz harus sampai hujan-hujanan begini, maafin Keira .." Tangan Keira menghapus air matanya kasar dan berbicara memotong perkataan Adnan.

Sedangkan laki-laki yang menyaksikan itu hanya menghembuskan napasnya lelah, "Yasudah, saya akan memaafkan kamu, hanya kalau kamu mau menemui mereka bersama saya sekarang." Putus Adnan pada akhirnya. Jujur saja dia sudah lelah membujuk Keira yang tidak mau bertemu dengan Tiara.

Sementara Keira menatap Adnan tidak percaya, bagaimana dia bisa membuat keputusan seperti itu? Namun, Keira berpikir dua kali untuk memancing emosi laki-laki yang berada didepannya ini, sebab kemarahan Adnan adalah hal yang paling Keira hindari.

Keira tidak menjawab namun matanya menatap Adnan lekat, sampai akhirnya kepala gadis itu mengangguk pasrah.

Lagipula masalah jika dibiarkan begitu saja tidak akan terselesaikan, justru semakin memperparah kesalahpahaman yang terjadi.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now