Bab 11 [Revisi] - Yakin

45.2K 5.2K 34
                                    

"Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istri, anak-anak perempuan dan istri-istri orang Mukmin, 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.' Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenali, oleh sebab itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS Al Ahzab : 59)

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Keira menatap kepergian Surya dengan mata sendu, ingin sekali rasanya ia menahan Surya lebih lama untuk menemaninya disini. Tetapi Keira juga tidak bisa menjadi egois, Tante Tiara dan Ardan lebih membutuhkan Surya dibanding dirinya.

"Nanti om datang lagi Keira, untuk mengajak kamu menemui orangtuamu." kalimat itulah yang terakhir diucapkan sang paman sebelum benar-benar pergi meninggalkan pesantren.

Dan sedari tadi pertanyaan Surya masih terus saja berputar di kepalanya, setelah Adnan yang berhasil menganggu pikirannya sejak pagi, kini Surya sukses membuat kepalanya benar-benar pusing.

Keterdiaman Keira membuat Halimah mengerti perasaan gadis itu, dan ia segera mendekati Keira yang masih berada di depan gerbang.

"Keira, ayo masuk nak, sudah waktu ashar."

Merasa namanya dipanggil, Keira menoleh ke arah kanan dimana Halimah berada.

Keira menatap Halimah lama dan meneliti dari atas sampai bawah, kemudian fokusnya pada hijab perempuan setengah baya itu.

Halimah terlihat sangat cantik, wajahnya menunjukkan kelembutan yang sejalan dengan hatinya, begitu juga saat Keira melihat Maryam.Terlihat menawan dan penuh kelembutan.

Sedangkan Keira tidak yakin dengan dirinya sendiri. Apakah ia sudah pantas untuk mengenakan penutup kepala itu?

Menghembuskan napasnya sebentar, lalu Keira menganggukan kepala mengikuti Halimah yang mengajaknya untuk bersiap-siap ke masjid.

☘☘

Dihari berikutnya setelah kedatangan Surya, Keira masih bimbang dengan perasaan nya sendiri dan dilema sudah menyerang sejak semalam. Hijab pemberian pamannya itu pun masih tergeletak di samping meja belajar milik Maryam.

Semua orang juga tidak berani menyinggungnya tentang hijab, sebab mereka membiarkan Keira mencobanya sendiri tanpa paksaan. Karena sesuatu yang dikerjakan dengan tidak ikhlas malah menjadi hal yang tidak baik.

Luka di kaki kanan Keira pun sudah tidak terlalu parah, lukanya sudah mengering, perbannya juga sudah diganti setelah Keira selesai mandi tadi.

Sekarang, Keira kembali kepada rutinitasnya yaitu bimbingan bersama Ustadzah Annisa.

Langkahnya pelan, hari ini gadis itu mengenakan baju lengan panjang berwarna coklat muda dengan rok panjang hitam pemberian dari pamannya.

Disepanjang perjalanan mata Keira tak lepas memandangi setiap santriwati yang melewatinya atau berada tak jauh darinya. Semua gadis yang seumuran dengan Maryam itu mengenakan hijab panjang yang menutup dada dan rata-rata mereka menggunakan gamis bermotif sederhana seperti yang sering Maryam kenakan.

Lagi-lagi pertanyaan ini berputar di kepalanya, apakah Keira pantas mengenakan hijab?

Walaupun Keira tidak pernah memedulikan ucapan orang lain yang sesuka hati menilai dirinya, tetapi selalu saja ada yang berhasil membuat Keira merasa kecil. Bahkan walaupun mereka tidak membicarakan keburukannya, pandangan mereka terhadap Keira sudah bisa menjelaskan semuanya.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now