Bab 4 [Revisi] - Perlahan

53.9K 6.3K 305
                                    

'Dan apabila kamu menghitung nikmat Allah, nescaya kamu tidak akan dapat menghitungnya'-
Ibrahim:34

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Adnan menghela napasnya lelah, sudah sedari 30 menit yang lalu ia menunggu Keira, namun gadis itu tak kunjung datang.

Gadis itu benar-benar menguji kesabarannya. Setelah beberapa menit terlewat, Adnan kembali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan.

06.00 WIB

"Astagfirullahaladzim.." gumamnya menahan emosi yang mulai mendera.

Saat Adnan hendak beranjak dari duduknya, ia justru melihat Keira datang dengan raut wajah keruh.

Seharusnya Adnanlah yang merasa kesal dengan gadis ini, tapi yang terjadi adalah Keira melototkan matanya tajam saat langkahnya berada tak jauh dari Adnan.

"Ustadz mau ngapain sih?" Tanyanya kesal.

Keira mengenakan baju lengan panjang dengan rok levis berwarna biru, rambutnya dikuncir kuda yang menyisakan sedikit anak-anak rambut di kedua sisinya.

Adnan harus ekstra sabar menghadapi Keira, gadis yang baru tinggal di lingkup pesantrennya ini.

"Kenapa baru datang sekarang? Saya menyuruh kamu selepas sholat segera kesini, bukannya kembali ke kamar."

Keira mendengus sambil mencebik. Sepagi ini Adnan tak henti-henti membuat emosinya terus bergejolak. Baru beberapa jam sejak pukul 12 malam, Keira sudah merasakan marah, menangis, dan kesal yang tak berujung.

"Kamu saya hukum! Bersihkan halaman masjid ini, pukul tujuh semua harus sudah beres!" Telak Adnan membuat Keira membelalakkan matanya.

"Keira nggak mau, enak aja! Emangnya Keira tukang sapu? Kalau ustadz nggak ada kerjaan, mending ustadz aja yang nyapu, nggak usah repot-repot nyusahin orang kaya gini!"

Adnan mengusap wajahnya kasar sambil menggumamkan istighfar.

"Saya menghukum ini, karena kamu lalai meninggalkan sholat. Menurut hadis riwayat Ahmad kunci surga adalah salat, bagaimana kamu mau masuk surga, jika kuncinya saja tidak punya?"

"Keira, sholat itu bentuk terima kasih seorang hamba kepada Allah, berterima kasih karena telah diberi nikmat yang luar biasa. Kamu bisa berdiri didepan saya saat ini, semua itu karena Allah masih mengizinkanmu untuk hidup."

Keira lagi-lagi terdiam ditempatnya. Mengapa Adnan gemar sekali menasihatinya? Anehnya dirinya tak bisa membalas sedikitpun perkataan Adnan.

Sebagian dirinya selalu menahan untuk tidak meledak saat Adnan mengatakan hal-hal yang berulang kali menyentuh relung hatinya.

"Keira bukannya nggak mau sholat ustadz.." cicitnya pelan.

Kali ini Adnan yang terdiam sambil mengernyitkan dahi.Tak mengerti maksud perkataan gadis di depannya ini, "Lalu apa alasannya?"

Keira mendongak, menatap Adnan yang sama sekali tak menatapnya, "Keira hanya nggak tau bagaimana caranya salat. Mama dan Papa nggak pernah menyuruh Keira sholat sejak dulu."

"Saat sholat subuh tadi, kamu bisa melaksanakannya kan?" Tanya Adnan hati-hati.

Keira hanya bisa tertawa miris sambil menatap Adnan, "Ustadz tahu? Keira bahkan nggak tahu jumlah rakaat sholat subuh, nggak tahu bagaimana niat sholat subuh, dan parahnya lagi Keira sama sekali nggak tahu bacaan sholat."

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now