Waktu

1.8K 176 30
                                    

"Seluruh warga disarankan untuk batasi pergerakan diluar rumah dimasa-masa sekarang demi menghentikan pandemi ini"


Suara televisi yang tayangkan berita membuat arthit ambil nafas panjang.




Ini adalah hari ke 14 perkuliahan nya diliburkan dan harus berkurung di kamar asrama saja.





"huft..kapan lah selesai nya" kata arthit pelan.





Lamunan nya terhenti saat sebuah ketukan di pintu asrama nya berbunyi..




Arthit kemudian mengintip dari lubang di pintu dan mengerutkan kening nya kemudian membuka pintu.


"EM? ada apa?" tanya arthit bingung karena tidak menyangka sahabat kekasih nya yang datang lengkap dengan masker dan sarung tangan.




"Phi arthit, kongpob dibawa ke rumah sakit karena demam tinggi" kata em dengan hati-hati.



wajah arthit seketika berubah pucat kemudian dengan buru-buru segera mengambil dompet dan handphone nya untuk hubungi kongpob.




Tapi saat langkah arthit hendak berlari, em berkata "phi saya bawa pesan dari kongpob"





"pesan? apa maksud mu? dirumah sakit mana dia? dia masih hubungi aku, kenapa aku tidak tau kalau dia demam" jawab arthit panik.




"sekarang sedang wabah covid phi, kongpob dengan tegas bilang phi tidak boleh melihat dia ke rumah sakit, dia akan hubungi phi jika sudah merasa baikan" jawab em dengan wajah yang sulit dijelaskan.



"dia dirumah sakit mana em?" tanya arthit lagi.



"Saya juga tidak tau phi" kata em.



"Jadi kamu dapat darimana pesan nya ke saya" tanya arthit.



"Karena dia menulis nya phi, petugas kesehatan yang steril kan ruangan nya sampaikan pesan itu, itu pun disampaikan dari kejauhan karena saya ribut ingin masuk kamar nya, tapi untuk alasan keamanan, surat nya tidak boleh dibawa, kamar kongpob ditutup dan disegel sampai hasil lab kongpob keluar" jawab em.




Arthit merasa sesak nafas tiba-tiba saat mendengar itu smua.


"Bagaimana mungkin! dia masih menghubungi aku, dirumah sakit mana dia" tanya arthit lagi.


"Tidak tau phi, tapi oak dan yang lain sedang berpencar mencari phi, dan karena situasi sedang panik begini, pasti tidak gampang mencari keberadaan kongpob phi" jawab arthit.




Arthit kemudian berlari kembali ke kamar nya dan mengambil dompet beserta handphone dan masker lalu menghubungi Knott.



Dengan tetap ditemani EM, arthit yang terlihat panik berlari ke gedung asrama kongpob yang hanya berjarak 300 meter dari gedung asrama nya.



Arthit menekan tombol lift dengan berulang kali dan karena tidak sabar, arthit pun putuskan berlari menuju tangga.


Namun sebelum dia menaiki tangga, terdengar suara Knott dan sahabat nya yang lain memanggil arthit.



"Arthit..kamu bicara yang jelas dulu, apa maksud mu kongpob dibawa ke rumah sakit?" tanya knott.



Arthit yang mendengar pertanyaan itu memilih diam dan kembali berlari dan berlari menaiki tangga dengan nafas sesak dibalik masker nya.




Arthit hanya berlari tanpa berani menyentuh pegangan tangga karena dia tau sedang tidak gunakan sarung tangan saat itu.



Arthit tidak lah sendirian...EM dan para sahabat arthit juga mengikuti langkah arthit, bahkan sampai ke koridor dimana ruangan kongpob berada.




Just Another Ordinary Day Where stories live. Discover now