Saat Hati ku Luluh Lantak

2.4K 191 71
                                    


Hai hai hai..sebelum melanjutkan saya ingin beritahu ini adalah kelanjutan chapter judul Diterang Matahari itu..jd jika yang belum baca silahkan dibaca dan vote hehehe jadi paham..terima kasih..

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Pov kongpob..


Sejak P arthit sakit, segenap kekuatan yang ku punya ku curahkan pada nya, terutama setelah beberapa saat, penyakit itu kembali lagi menyerang arthit ku




Aku putuskan cuti kuliah agar bisa fokus mendampingi nya..



Untung nya kedua orang tua ku mendukung keputusan ku karena memang mereka menganggap p arthit sebagai putra mereka.




Lagipula orang tua ku paham, meskipun tidak di ijinkan, aku akan tetap lakukan yang ku mau.




Aku ingat hari aku membawa kabar itu pada orang tua ku, saat itu aku dan p arthit baru saja mendapatkan jadwal operasi jadi p arthit pulang untuk beritahu keluarga nya dan aku pulang beritahu keluarga ku.





Namun tembok yang kupasang agar aku tidak lemah, runtuh seketika saat melihat mama ku menangis memeluk ku..



Saat itu..


Aku hanya ingin "mengadu" sebentar...




Tertunduk menangis di pelukan mama, menangisi nasib kekasih ku saat itu.




Untuk saat itu aku hanya ingin tenangkan diriku, jadi saat aku kembali ke asrama dan bertemu dengan p arthit lagi, aku sudah menjadi lebih kuat.



Aku harus kuat..



Kuat untuk dia..




Kami akan bisa lewati ini semua bersama..


Ya kami yakin itu..




Hari demi hari aku lewati bersama nya di rumah sakit..



Tidak sedetik pun aku meninggalkan nya..


"Hoeekkk..."P arthit untuk kesekian kali nya muntah hari ini.






"tarik nafas p..tarik nafas" kata ku sambil mengelus lembut punggung p arthit.




Arthit terlalu lemah untuk menjawab ku, hanya rebahkan tubuh nya sambil berusaha tenang menarik nafas lalu tertidur.




Aku yang duduk disamping nya, mengambil lap basah untuk membersihkan muntahan p arthit lalu mengganti pakaian ku yang terkena muntahan.




Aku kemudian mengambil lap basah lagi dan membersihkan mulut dan tangan p arthit yang terkena muntahan.





Menyadari itu, p arthit membuka mata nya dan berkata pada ku "kong...kapan kita pulang?"




Dengan lembut aku tersenyum dan menjawab "sabar lah sebentar lagi..sampai P pulih ya"




Aku bisa mendengar tarikan nafas nya mendengarkan jawaban ku..



Dia tidak boleh menyerah..

Aku tidak mau dia menyerah.



Beberapa hari lalu adalah operasi kedua p arthit..operasi pertama berjalan sukses namun sel kanker yang menyebar kemudian membuat p arthit kembali sakit.




Just Another Ordinary Day Where stories live. Discover now