/Du•a Pu•luh Du•a/

6.2K 280 33
                                    

Bab ini jedar-jeder bangad.
Author tekanan batin nulisnya🤣

***

"Kita tuh apa sih, Sha?"
Asha membeku mendengar pertanyaan Aldo.

Hari ini ia libur kerja, dan memanfaatkan waktu bersama Aldo. Namun bukan pertanyaan ini yang Asha harapkan setelah kedekatan keduanya.

Ia bahkan baru sadar jika rasa sayang yang Asha rasakan berbeda dengan rasa sayang Aldo. Aldo yang sama sekali tak mengetahui tentang hubungan darah keduanya pasti mengharapkan sesuatu yang lebih daripada hubungan teman seperti ini.

"Sa- sahabat."

Kekecewaan nampak jelas di wajah Aldo. "Jadi pacar gw, Sha."

Asha berdecak dalam hati. Ia harus bagaimana agar tak menyakiti Aldo?

"Gw nggak bisa jadi pacar lo, Al."

Senyum miris menghias wajahnya, "Bule itu masih nguasain hati lo ya?"

Tangan Asha langsung meraih tangan adiknya. "Kok jadi bawa-bawa Kak Aksa sih? Gw nggak nolak lo samasekali, Al. Tapi emang gw nggak bisa jadi pacar lo. Dan bukan Aksa yang jadi alasannya."

"Bukan dia yang jadi alasannya, kalau aja dia tiba-tiba datang, lo pasti milih-"

"Gw pilih lo, Al." potong Asha tegas.

Lo adek gw, Al. Mana mungkin seorang kakak milih cowok lain yang belum jelas hubungan mereka kedepannya, dibanding milih adiknya?

"Lo beneran akan milih gw dibanding dia?"

Gadis itu mengangguk, "Gw nggak akan bohong soal ini."

Aldo menghela napasnya, menyatakan jika ia mencoba melepaskan diri dari pembicaraan berat ini. Asha sendiri mengerti jika saat seperti ini sangat menyebalkan. Ia berusaha mencari obrolan lain untuk mengalihkan. "Besok ulang tahun lo. Maaf ya, gw nggak bisa ngasih lo surprise tengah malem. Gw shift pagi, pulang jam dua. Pulang sekolah langsung ke rumah sakit ya," pinta Asha seolah bukan itu rutinitas Al setiap harinya.

Al tersenyum, "Lo mau kasih gw surprise, Sha?" tanyanya senang.

"Udah gw kasih tau duluan, nggak tau masih bisa dibilang surprise atau enggak. Pokoknya besok kita bikin jadi hari spesial!"

Al memeluk tubuh kecil Asha yang hanya setinggi dagu nya erat. Pelukan balik diterimanya. "Please inget, gw selalu sayang lo, Al. Dan udah pasti untuk lebih milih lo dibanding orang lain."

.

Langkahnya lebih bersemangat siang ini. Tas nya sudah penuh dengan beberapa hiasan yang dibuatnya sendiri. Niatnya Asha menghias sedikit bagian ruangan rawat ibunya agar ketika Aldo datang, cowok itu punya alasan untuk mempresentasikan kerecehannya. Ia harus cepat karena Aldo bisa saja melewatkan jam ekskulnya untuk langsung ke sini.
Asha ingin menciptakan hari yang spesial untuk Aldo kesayangannya.

"Asha.." panggilan serta tangan yang menggenggamnya tiba-tiba menghentikan langkah sang pemilik nama.

Tanpa sadar senyumnya luntur melihat siapa itu.
"Kak Aksa.."

Asha senang, begitu senang. Aksa benar-benar memegang ucapannya untuk menyempatkan diri di tengah kesibukannya demi dia. Di sisi lain ketakutan besar menimpa Asha. Baru kemarin Aldo menembaknya, dan adiknya itu menganggap penolakan Asha dikarenakan Aksa. Kini Aksa muncul, seolah menguji ucapan Asha untuk memilih salah satu diantara keduanya.

"Kamu udah pulang jam segini?"

"Asha shift subuh, Kak. Jadi udah pulang jam segini. Kak Aksa sejak kapan di sini?"

Bad Teacher Great HusbandWhere stories live. Discover now