/Sa•tu/

47.4K 1K 69
                                    

Aloha!¡! Part satu ini kan perkenalan dulu, so i use a lot of English here untuk memperdalam peran si guru. Only on this kokk, selanjutnya nggak bakal aku ribetin pake segala bahasa-bahasa wkwk

Happy reading!

***


Mata indahnya menyipit kala sang surya mulai bersiap menyerbu hari. Gadis itu bersyukur ia tak melupakan topinya sehingga tameng perlindungan bagi netra dan wajahnya dari pijar sang raja siang bisa dikategorikan cukup.

Dia Ashlesha Thenna Remillon. Gadis biasa dari sekolah yang juga biasa saja. Bukan gadis nakal langganan ruang guru, ataupun nerd si kutu buku. Namanya bahkan mungkin tak familiar di telinga adik kelas maupun gurunya karena memang ia tak berminat berbaur. Apatis? Tidak juga. Teman-teman seangkatan banyak yang mengenalnya. Sering juga berbagi tugas sebagai pengawas ketika kabur ke kantin saat jam kosong. Hanya saja level nakalnya terbilang di bawah rata-rata untuk terkenal lintas angkatan ataupun jurusan. Jadi ya, dia Ashlesha, gadis biasa yang ... ya biasa saja.

Suara mic yang meringkik membuat Ashlesha dan kawan-kawannya terkikik. Sepertinya mic itu tak betah berlama-lama menunggui si pembina upacara memberikan katanya sepatah-dua patah kata, yang tak kunjung usai hingga mereka jengah.

"Yang terakhir, Bapak akan memperkenalkan ...."

Ashlesha menghela napas kesal mendengar kalimat yang telah berulang kali disampaikan dalam kurun waktu lima belas menit yang lalu. "Si anjir, udah berapa kali dia ngomong yang terakhir sih? Tetep aja nggak kelar-kelar! Dikira—" umpatan kesal gadis itu terpotong karena sahabatnya, Airin mengunci mulutnya.

"Shut up! Liat tuh."
Mereka yang tengah dalam posisi istirahat di tempat, membuat Airin hanya memberi kode dengan kepalanya agar Ashlesha ikut memfokuskan maniknya ke titik yang ia yakini akan menjadi hot news sekolah.

"... Zeromme, dari London."

Sebelum membiarkan napasnya tercekat dan ritme jantungnya tak terkontrol, Ashlesha menajamkan penglihatannya.

Ia berdecak. Masih tak percaya dengan apa yang ditangkap netra nya, ia menyenggol heboh Airin. "Yi, Ayi! Siapa tadi namanya?"

Airin yang biasa dipanggil Ayi itu hanya mengedikkan bahunya, tak menanggapi lebih lanjut kehebohan sahabatnya yang jarang ditemui ini. Menurutnya Ashlesha hanya heboh karena bisa-bisanye ada seorang berpendidikan tinggi, bahkan dari London mau menyia-nyiakan hidupnya di sekolah mereka. Airin juga bukan deretan anak-anak yang menjunjung tinggi nama sekolah, jadi jangan terkejut dengan pendapatnya tadi.

"Mister Pirgo Jerom keknya."
Melihat pembina upacara yang menyelesaikan acara pengenalan guru baru tersebut pada murid-muridnya, mengakibatkan decak kecewa dari penjuru lapangan yang ternyata juga tertarik pada pria dengan wajah bule yang sebentar lagi mengajar mereka itu.

*(・∀・)*

Ashlesha memain-mainkan pulpennya tidak tenang. Mengingat jam pelajaran bahasa Inggris sebentar lagi di mulai. Masalahnya, sudah dua bulan guru bahasa Inggris menyatakan bahwa ia dipindahtugaskan sehingga yang mereka lakukan selama ini hanyalah memanfaatkan jam kosong layaknya siswa IPA yang haus istirahat di sela kesibukannya. Padahal selama ini juga tak ada satu hari tanpa jam kosong. Masih saja mereka bertingkah tak acuh pada ujian yang sudah di depan mata.

Kembali ke masalah, Ashlesha sedikit tidak yakin jika guru baru tadi hanya akan memasuki kelas untuk perkenalan. Mungkin memang hanya perkenalan, namun ... Ah! Ashlesha takut!

Bad Teacher Great HusbandWhere stories live. Discover now