/Du•a Pu•luh Sa•tu/

6.6K 307 7
                                    

Akan sering muncul alur jedar-jeder sekarang WKWK.

Sekarang kalian gimana gais? Tim Aksa atau Aldo?

***

Sudah satu minggu Asha berkerja. Ia sudah cukup tenang karena dirinya yang mulai bisa beradaptasi dengan segala kesibukan baru dan tentunya heels ini.

Semua cukup lancar, termasuk hubungannya dengan Aldo yang kembali seperti sebelumnya, bahkan lebih dekat. Masih dengan tentunya Asha mengunci mulut soal hubungan darah keduanya.

Mengingat hal ini, Asha jadi tertawa dalam hati mengingat cenayang recehnya itu. Ia juga jadi ingat malam dimana ia memeluk Aldo. Yaitu malam pertama kalinya Aldo jauh dari celetukan-celetukan semaunya. Ternyata Aldo membawa serius permasalahan yang menimpa Asha sampai ia tak mau bercanda sama sekali. Asha tentu mengetahuinya keesokan harinya, tanpa bertanya, dengan penjelasan penuh mulut adiknya itu sendiri.

"Lesha!" panggil salah satu rekan kerjanya yang paling dekat dengannya. Itu satu cowok yang usianya dua puluh tahunan, yang tingkahnya tak jauh berbeda dengan Aldo. Jadilah Asha bisa dekat dengannya.

"Ya, Kak?"

"Bawain ini ke kamar 1208, ini pesenannya. Gw yang pegang tamu ini aja ya?"

Asha pun menyetujuinya saja, dan langsung menuju lift staff untuk mencapai kamar yang tadi disebutkan.

Seperti biasanya saja, Asha memberikan paperbag besar itu dan membungkuk hormat. Namun ia sedikit terganggu dengan tatapan menilai yang diberikan customer satu itu.

Sepertinya Asha terlalu memikirkannya hingga hampir saja menabrak seorang pengunjung hotel lain. Ia langsung cepat-cepat membungkuk meminta maaf dan mengundurkan diri setelah menerima persetujuan.

Ia kini hanya ingin cepat menemui, Rizki, rekan kerjanya itu untuk bertanya apakah dia melakukan kesalahan. Asha tak mau dipecat hanya karena kesalahan kecil di hari ke tujuh pekerjaannya.

"Kak Rizki," panggilnya setelah bertemu di lobby.

"Tadi pas nganter, aku neken bel, bungkuk hormat, bilang 'Ini, Pak, pesanannya baru tiba' gitu, terus dianya ngeliatin aku sinis gitu. Aku salah apa ya kak?"

"Harusnya sih nggak salah apa-apa. Emang ada aja customer yang nyebelin, Sha. Udah sant-"

Ucapan Rizki terpotong karena staff lain menepuk bahunya. "Ashlesha dipanggil Pak Rianto."

Asha langsung menatap Rizki yang baru saja ingin memintanya santai. Dan kini ia sudah dipanggil atasan. Bagaimana ini?!

"Kasih tau yang sebenernya aja, Lesha. Semangat." dukung Rizki hanya bisa sampai sana.

Sedangkan Asha sudah panik sendiri saat menemui atasannya.

"Kamu buat kesalahan?" tanya Pak Rianto sendiri tak yakin sembari membawa Asha ke hall.

"Enggak, Pak. Saya ngelakuin semuanya sesuai protokol."

Pak Rianto tak melanjutkan ucapannya, ia membungkuk hormat ke salah satu pengunjung hotel yang sepertinya memanggilnya. Asha dengan cepat ikut membungkuk hormat.

"Terimakasih, biar saya berbicara dengan Ashlesha."

Pak Rianto mengundurkan diri dengan sebelumnya memberi kode agar Asha menurut saja.

"Selamat siang, Pak. Saya Ashlesha, tapi sebelumnya apa boleh saya tau kesalahan yang saya lakukan ya, Pak?"

Tatapan yang tak terbaca membuat Asha jadi tak bisa menyimpulkan apapun.
"Asha, ini ayah."

Bad Teacher Great HusbandWhere stories live. Discover now