/Ti•ga/

17.3K 754 9
                                    


"Kenapa sih lo? Dari pagi nggak bisa diem. Cacingan lo ye."

Ashlesha mendelik, "Sewot aja lo."

"Btw, tadi si guru tampan tapi sialan itu, ngomong apaan aja ke lo?" tanya Airin benar kepo karena selain tertarik dengan tokoh utamanya, yaitu Tuan Virgo yang terhormat, ia juga penasaran kenapa Ashlesha yang menjadi pilihan. Padahal di daftar nama kelas sudah terpampang jelas tiap siswa dengan jabatannya di kelas. Dan Ashlesha bukan salah satu di antaranya.

Sedangkan Airin dipenuhi keingintahuan, Ashlesha malah ingin merutuki sahabatnya yang tidak bisa diajak kerja sama ini. Sudah susah-susah dirinya mencoba melupakan pesan Virgo untuk menemuinya, kini malah Airin yang dengan sengaja memancing ingatannya.

"Ish... kepo banget sih! Tau ah, nunggu angkot sendiri lo."

"Lah, Apaan sih, Sha? Lo kesambet setan mana coba?"

Airin memanggil-manggil Ashlesha agar menemaninya menunggu angkot. Setidaknya ia butuh teman agar tak mati kebosanan. Namun harapannya agar Ashlesha berbalik, langsung berubah menjadi umpatan kekesalan karena Ashlesha sudah menghilang di balik gerbang sekolah.

Gadis itu sendiri ingin ikut mengumpat untuk dirinya. Bisa-bisanya ia kembali ke sekolah dan meninggalkan Airin hanya untuk memastikan bahwa cowok itu tak benar menunggunya.

Dan saat membuka pintu ruangan itu, Ashlesha menyadari betapa tinggi tingkat kebodohannya. Susah payah ia kembali ke sekolah hanya untuk mendapati ruangan kosong.

Ia tidak lagi ingin berharap, dan berbalik keluar sekolah. Sekadar berharap Airin masih di sana, menunggu angkot pun tak ia izinkan. Karena sebenarnya bukan orang-orang itu yang jahat. Ia saja yang terlalu berharap.

Ashlesha hanya menatap datar kerikil di aspal. Padahal niatnya menunggu angkot. Jika seperti ini mana mungkin angkot yang lewat bisa diberhentikannya. Perhatiannya spontan teralih ketika suara payung terbuka mengejutkannya.

Ia mengernyit saat melihat sosok cowok asing, yang memayunginya walaupun keadaan tidak cukup panas atau bahkan hujan.

"Muka lo mendung banget, gw takut ujan." celetuknya lalu tertawa sendiri. Sedangkan Ashlesha tanpa sadar mengambil jarak untuk menjauh dari cowok receh itu.

Cowok yang mengenakan seragam dengan badge nama Revaldo Julian itu akhirnya kembali menutup payungnya.

Seperti menyadari arah pandang gadis di hadapannya, cowok itu mengangkat tangan kanannya yang bebas.

"Kenalan dulu dong. Gw Revaldo Julian, ketua kelas sebelas IPS 2 yang tingkat kegantengannya menyalip Zayn Malik. Sayangnya pas nyalip, gw lupa nggak pake helm, trus ngga sengaja kegelincir, eh kelindes truk sampah. Jadinya begini." jelasnya panjang penuh percaya diri? Tapi dia bisa dibilang merendah diri juga. Entahlah semerdekanya.

"Trus?"

Revaldo berdecak mendengar tanggapan tidak nyambung dari gadis di hadapannya. "Lo kenalin diri juga lah."

"Eh atau nggak usah panjang lebar kayak gw. Lo tinggal sebut nama, gw yakin gw tau lo siapa. Gw kan cenayang handal." lanjutnya lagi.

Tanpa sadar, Ashlesha mulai tertarik untuk menantang ucapan adik kelas recehnya itu. "Gw Airin, kelas dua belas—"

"Ah, boong! Gw mah kenal sama si mulut mercon itu. Anjir emang, tuh cewek bacot banget. Galak lagi."

Ashlesha terkekeh mendengar penuturan spontan Revaldo. Sepertinya sikap bacot sahabatnya itu sudah dikenal seluruh penjuru sekolah. Untung saja ia tak kena imbasnya.

"Gw Ashlesha."

"Owhhh ... " ujar panjang cowok itu sambil berpura-pura berpikir keras. "Jadi lo Ashlesha ...."

Bad Teacher Great HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang