***

Taman, saat ini Nayla tengah berada di taman yang berada dirumahnya. Dia duduk diayunan sambil menikmati angin sepoi-sepoi. Sambil terus melamun, memikirkan sampai kapan dia harus seperti ini. Dia lelah jujur saja, terus terusan menjadi orang lain dalam kehidupannya kini. Dia lelah hidup seperti ini terus terusan, seperti tidak ada kemajuan yang berarti di tahun ini.

Nayla memandang sendu bunga mawar yang masih belum gugur kelopaknya. Nayla sendiri juga bingung mengapa dirinya bisa setidak suka itu kepada bunga mawar. Cantik memang, terlihat indah. Tapi Nayla tetap tidak suka.

Ting!

+62 8821 xxxx xxx
Bisa bertemu dicafe's lovers ?

Faeza Langit D.

Mengapa Langit ingin mengajak nya bertemu? Batin Nayla mulai menerka, namun yang lebih mencurigakan, Langit dapat nomor wa nya dari siapa? Perasaan ia tidak pernah membagi nomornya dengan orang asing, Langit memang bukan orang asing tapi Langit hanyalah bagian dari masalalu yang seharusnya memang tidak ada lagi dikehidupannya.

Jam berapa?

Nayla membalas pesan dari Langit yang tak lain adalah mantan pacarnya. Nayla bingung, apakah dia harus bahagia atau malah sedih? Bahagia karena pernah menjalin hubungan dengan orang yang dicintainya atau malah sedih karena pernah menjalin hubungan dengan laki-laki seperti Langit?

Selama ini Nayla terus saja berujar bahwa dirinya pasti khilaf dulu karena pernah mempunyai rasa sekaligus menjalin hubungan dengan Langit. Namun dirinya tidak pernah bisa membohongi dirinya sendiri lama-lama, karena sejujurnya sampai saat ini rasa itu masih tersisa, masih ada tempat dihatinya untuk laki laki bernama Faeza Langit Dermantara itu.

Nayla beranjak menuju kamarnya untuk bersiap siap, Langit berkata bahwa mereka akan bertemu pada pukul 5 sore, dan kini masih jam 16.30, yang artinya 30 menit lagi. Nayla memilih untuk mandi terlebih dahulu, dia memilih baju putih polos yang dipadukan dengan kardigan panjang bermotif kotak kotak berwarna merah.

Ditatapnya dari pantulan cermin. Dia tidak akan merias diri dengan polesan bedak tebal, atau menggunakan lensa maupun blus on. Dia hanya merapikan tatanan rambutnya yang panjangnya kira kira sepunggung. Nayla selalu berprinsip bahwa sampai saat nya belum tiba, dia tidak akan mau merias diri. Lagipula ini hanya untuk bertemu dengan Langit, tidak perlu dandan cantik kan? Hanya untuk menarik perhatian? Karena Nayla tidak suka.

Cafe's Lovers agak sedikit jauh dari rumahnya jadi ia putuskan untuk menggunakan sepeda motor. Nayla terus saja memaksa otaknya untuk berpikiran bahwasannya dia tidak akan termakan omongan Langit lagi. Meski hati nya menginginkan Langit, namun akal sehat nya masih saja mengulas bayangan seram masa lalu.

Nayla langsung duduk disalah satu tempat yang kosong, sambil menunggu kedatangan Langit, Nayla memutuskan untuk memesan es susu coklat. Lucu memang, ini kan cafe namun Nayla malah memesan es susu coklat.

"Nay?" Setelah kurang lebih 15 menitan menunggu, akhirnya yang ditunggu datang juga. Nayla menoleh kebelakang namun fokusnya bukan kearah Langit, tapi kearah wanita paruh baya bersama seorang laki-laki yang juga paruh baya yang datang bersama Langit.

"Eh" Nayla menggeleng pelan, menyadarkan diri dari lamunan lalu menyuruh kedua orang tua itu untuk duduk.

"Nay" Nayla menatap Langit dengan tatapan biasanya, tidak ada lagi senyum yang terbit setelah kejadian kemarin di taman belakang sekolah.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now