Bakso Mercon

68 21 1
                                    

"Tuhan Maha membolak-balikan perasaan manusia"

~MeetAgain~

***

Nayla hanya bisa diam saat Papa nya mengomel untuk pertama kalinya karena dirinya membolos sekolah kemarin. Bukannya takut, Nayla malah senang dalam hati karena diam-diam ternyata Papa nya memperhatikan nya.

"Kamu denger kan yang Papa katakan?" pertanyaan itu menyadarkan Nayla lalu dengan wajah bingungnya, dia mengangguk mengiyakan.

Rumah istana nya dulu, sekarang seakan rumah kosong. Tak ada kehangatan memang sejak dulu Nayla tinggal disini, namun hanya ini tempat tinggal sementara yang bisa Nayla tempati. Hanya sementara dan setelah semuanya terungkap dengan jelas, Nayla akan langsung angkat kaki. Nayla janji itu.

"Ya sudah, Papa mau kekantor lagi" lagi-lagi Nayla mengangguk. Sejak tadi gadis cantik itu belum mengeluarkan sepeserpun kata dan hanya mengangguk yang ia lakukan.

Nayla menghembuskan nafasnya pelan, cacing dalam perutnya terus saja meronta-ronta meminta diberi makan. Dirinya yang enggan berdebat dengan mamanya pun lebih memilih jajan diluar.

Nayla sebetulnya ingin sekali makan di cafe, restoran atau paling tidak warteg. Namun sayangnya tempat itu jauh dari pemukiman tempat tinggal Nayla. Yang paling dekat juga hanya Alfamart walau itu juga memerlukan waktu setengah jam untuk kesana. Dengan langkah gontai, Nayla melangkahkan kakinya menuju Alfamart.

Kali ini sepertinya Nayla harus memborong berbagai macam cemilan untuk asupan makannya sehari-hari bila nanti ada mamanya dirumah. Yap, Nayla malas bertemu dengan Mama nya sejak dia tau sifat asli beliau. Bukan kenapa-napa, hanya saja Nayla selalu sakit hati dengan perlakuan wanita paruh baya itu.

Setelah memasukan berbagai macam cemilan kedalam troli, Nayla pun berjalan untuk mengantri membayar. Beberapa orang di antrian terdepan sudah mulai berkurang, tinggal satu wanita yang ada didepan Nayla.

"Duh, mbak uang saya tertinggal" ujar ibu-ibu yang antre di antrian terdepan, lebih tepatnya didepan Nayla.

"Pake kartu atm bisa ibu" ucap kasirnya dengan lembut.

"Dompet saya tertinggal mbak"

"Ya sudah, lebih baik ibu pulang dulu ambil uang atau---" ucapan kasir cantik itu terpotong.

"Permisi" sapaan itu membuat kedua wanita yang tengah berdiskusi menoleh kebelakang dan menemukan seorang gadis beraura dingin dengan wajah datar. Mereka hanya diam sembari menunggu gadis itu berbicara.

"Punya ibu ini biar saya bayar sekalian"

"Baik mbak" ucap sang kasir dengan diakhiri senyum menawannya. Ibu tadi hanya diam sembari memperhatikan wajah orang yang menolongnya. Karena zaman sekarang jarang sekali ada orang yang mau membantu orang lain, apalagi orang tak dikenalnya.

"Terimakasih ya nak sudah mau membantu saya" Nayla hanya mengangguk dua kali, lalu melangkah pergi setelah mengucapkan kata permisi.

***

Nayla berjalan dengan santainya sambil membawa satu plastik yang berisi cemilan yang baru dibelinya. Langkahnya terhenti ditaman kota, dirinya hanya diam duduk disana dengan telinga yang dipasang headset, mulut yang terus mengunyah cemilan dan otak yang terus memaksanya berpikir keras. Berpikir tentang bagaimana hidupnya nanti.

"Lapar apa doyan?" pertanyaan itu mengagetkan Nayla yang tengah asik melamun karena terdengar nyaring sekali ditelinganya hingga membuatnya tersedak makanannya sendiri. Lalu Nayla melepaskan headset nya dari kedua telinganya.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang