Sekolah

391 50 2
                                    

"Sarapan bersama Mama Papa adalah hal yang paling aku nantikan"


~Nayla Nacaella Putri~

***

Libur kenaikan kelas baru berakhir kemarin dan hari ini adalah hari pertama Nayla berangkat sekolah setelah lamanya libur sekolah. Dirinya baru saja naik ke kelas XI tepatnya XI MIPA 1, kelas terbaik dari seluruh kelas MIPA yang ada.

Seperti biasa, sudah menjadi rutinitas jika Nayla hanya akan duduk sendirian dimeja makan. Sudah biasa bagi Nayla, tapi jika boleh jujur Nayla juga ingin seperti teman -temannya yang bisa makan bersama keluarganya. Nayla seperti tidak punya keluarga setiap saatnya.

Keluarga Nayla masih utuh, hanya saja mereka lebih sayang dengan pekerjaannya hingga membuat Nayla kesepian setiap saatnya. Nayla menghembuskan nafasnya pelan, pagi ini seperti pagi sebelum dirinya libur, hanya ada pembantu yang masih setia berada dirumahnya.

Kedua orang tuanya sudah berangkat sejak pagi tadi, bahkan Nayla belum sempat melihat wajah kedua orangtuanya tapi mereka telah pergi kekantor karena urusan bisnis. Tidak bisakah mereka meluangkan waktunya untuk dirinya? Bolehkah Nayla egois untuk menginginkannya? Tidak bisakah hanya papa nya yang bekerja?

Lagi-lagi dirinya hanya makan sendiri sambil mengharapkan kedua orang tuanya itu paham bahwa dirinya menginginkan keluarga yang harmonis. Dirinya hanya bisa tersenyum kecut menanggapi keinginannya sendiri. Bicara dengan orangtuanya jarang dilakukannya apalagi harus menginginkan keluarga yang harmonis?

Nayla termasuk keluarga yang mampu, bahkan sangat mampu tapi Nayla lebih suka berangkat naik angkutan umum seperti angkot bukan dengan mobil yang dimilikinya, umurnya memang masih 16 tahun tapi papanya sudah memberikan mobil untuk dirinya. Mobil itu sangat jarang dipakai, karena Nayla sendiri tidak suka berpergian. Lagian jika berpergian, dirinya harus kemana? Dengan siapa? Mengingat hanya ada 1 teman yang dimilikinya yaitu teman sebangkunya saat kelas X, Risa namanya.

Diambil tas dari dalam kamarnya lalu segera memakai sepatu putih bermerek Adidas dan tidak lupa ia memasukan topi kedalam tasnya karena hari ini adalah hari senin yang bertanda bahwa akan dilaksanakan upacara.

Ia melenggang pergi menuju jalan raya untuk menunggu angkot. Jalur yang bisa dinaikinya banyak tapi dirinya lebih suka angkot yang masih sepi, agar ia tidak harus berinteraksi dengan banyak orang. Tangan nya terulur untuk menghentikan angkot yang baru saja berhenti didepannya. Dia mulai melangkahkan kakinya masuk kedalam angkot itu, dirinya hanya bisa pasrah karena angkot itu sangat penuh, bagaimana lagi? Dirinya tidak mau terlambat sekolah pada hari pertama ini.

Tidak ada raut keceriaan yang menghiasi wajahnya, hanya ada tatapan datar dan sorot mata yang tajam pada dirinya. Tidak ada senyum yang terukir pada bibirnya. Bahkan dirinya enggan bertatap muka dengan orang lain, jadi dirinya hanya mengarah kearah pintu agar tidak harus bertatap muka dengan orang yang berada dalam angkot.

Tanpa Nayla melihatnya secara langsung, dirinya sudah tau jika dia sedang ditatap oleh orang yang tengah duduk didepan nya. Ekor matanya memberitahukan dirinya. Nayla yang menyadarinya langsung merubah tatapannya menjadi lebih tajam dari sebelumnya, sedetik kemudian ia langsung melirikkan matanya tepat ditatapan perempuan itu. Bisa ditebak bahwa perempuan itu adalah kakak kelasnya di SMA, tapi dia tidak peduli.

Tatapan berikutnya berubah menjadi sendu, Nayla juga tipikal orang yang bisa berubah moodnya sewaktu waktu. Dirinya melihat ibu-ibu berjilbab yang sedang menggendong anaknya yang masih bayi, terlihat dari wajahnya bahwa ibu itu sangat bahagia dengan putranya. Dirinya kini mulai mempertanyakan, apakah ibunya juga sebahagia itu saat dirinya lahir?

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now