Sebelum Aku Pergi?

63 19 0
                                    

"Sebelum kamu pergi, semua tampak baik-baik saja ternyata"


~Faeza Langit Dermantara~
***

Acara tahunan yang pasti diadakan oleh sekolah nya Nayla adalah mengadakan pentas seni yang diikuti oleh setiap perwakilan kelas dari kelas X sampai kelas tingkat akhir.

Kali ini Nayla ditunjuk untuk mengikuti perwakilan pensi dari kelasnya, karena sebelumnya juga pernah ada acara seperti ini dan dia tidak ikut acara itu dikarenakan sedang sakit.

"Nay, lo besok mau nunjukin apa?"

"Menyanyi" jawab Nayla ragu-ragu karena ini adalah kali pertama Nayla mengikuti pensi seperti ini. Karena jelas tidak mungkin Nayla menari nantinya, alasannya karena Nayla memang tidak luwes dalam menari.

"Lagunya?" Nayla hanya mengendikan kedua bahunya.

Nayla terus terusan memikirkan bagaimana besok dia akan pensi. Dia sangat gugup untuk berhadapan didepan khalayak umum. Selama menjadi pendiam dan selalu sendiri termasuk ujian terberat bagi Nayla karena dirinya harus ekstra akting agar terlihat bahwa dia pemberani dan kuat. Semuanya hanya gimik semata.

"Eh Nay" panggilan itu membuat Nayla menoleh kearah Rey, menunggu kalimat yang akan terlontar selanjutnya.

"Kata si ketua kelas, kita nanti latihan nyanyinya sama kelas sebelah"

"Duet?"

"Bukan. Kalian nyanyi sendiri-sendiri tapi latihannya bareng. Gimana kalau dirumah gue?" tawar Rey dengan senyuman yang terlewat manis itu. Dengan lesung pipi yang dimilikinya, dia jadi terlihat sangat manis saat tersenyum. Namun anehnya, Nayla malah tidak tergiur dengan si manis satu ini. Didekatnya, Nayla lebih merasa nyaman sebagai orang terdekat walau tak sedekat seperti Kaka. Merasa seperti kakak baginya.

"Nanti lihat dulu siapa aja orangnya"

"Lo, Radit sama si Langit yang ganteng pake banget itu" celetuk salah satu teman satu kelasnya yang memang terang-terangan mengagumi Langit.

Nayla mendengarnya tidak percaya, mungkin dia salah dengar atau mungkin Lala yang salah bicara. Namun tidak ada ralat yang terdengar dari mulut Lala yang berarti Nayla tidak salah dengar!

Nayla menelan ludahnya dengan susah payah, lalu kembali mencoba sadar dengan lingkungannya saat ini. Nayla hanya mengangguk sebagai jawaban dari nya. Lidahnya terlalu kelu untuk mengucapkan terimakasih, apalagi dengan orang yang menurutnya asing baginya.

Pentas seni diadakan lima hari dari hari ini, yang menandakan Nayla harus berlatih sejak hari ini. Acara ini biasa, namun tetap saja Nayla tidak mau malu didepan banyak orang nanti nya. Harga dirinya terlalu tinggi untuk dijatuhkan.

"Nayla" merasa ada panggilan dengan segera Nayla mencari sumber suara namun yang dia dapati adalah Radit yang tengah berdiri didepan pintu kelasnya. Nayla mengernyit bingung, lagian untuk apa Radit memanggilnya? Bicara soal Radit, laki-laki itu tidak jadi masuk kedalam kelas Nayla karena suatu hal.

"Nay!" panggilnya lagi. Kali ini Nayla menunjuk diri nya sendiri yang diangguki oleh Radit. Merasa memang diri nya yang dipanggil akhirnya Nayla meninggalkan bangkunya dan berjalan kearah pintu kelas.

"Nanti latihan nyanyi dirumah gue" Nayla hanya mengangguk pelan lalu kembali ke bangkunya meninggalkan Radit yang tengah termenung didepan kelasnya.

"Kenapa Nay?"

"Latihan nyanyi dirumah Radit"

"Gue ikut ya Nay ya? Please" ucapnya sambil mengedipkan kedua matanya berharap Nayla akan luluh dengan wajah imut yang dibuat buatnya. Nayla menatap kedua matanya secara intens, Nayla seperti menemukan jati dirinya dalam kedua mata itu. Jantungnya berdebar sangat cepat membuat Nayla mengalihkan pandangannya kearah lain.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now