Cerita Masa Lalu

65 19 0
                                    

"Satu hal yang tidak mungkin berubah, kamu tetaplah bagian dari perjalanan cinta ku"

~Nayla Nacaella Putri~
***

Ini adalah hari H, hari dimana ia akan tampil. Dengan balutan sederhana yang menempel ditubuhnya, dia terlihat cantik. Siapa lagi kalau bukan Nayla gadis dengan sejuta misteri, tentang sikapnya yang dingin, tentang sikapnya yang terlampaui cuek, atau bahkan tentang dirinya yang lebih suka menyendiri.

Langit hanya bisa menatap Nayla dari kejauhan, mau mendekat rasanya pasti aneh karena kehadiran Kaka yang selalu ada disisi Nayla membuat Langit merasa insecure. Bukan karena tanpa alasan, tapi yang jelas Kaka lebih bisa membuat Nayla bahagia saat bersama nya.

Dari sisi kanan panggung terlihat Nayla yang tengah gusar karena setelah ini dia yang akan tampil diatas panggung yang berada diaula ini. Baju oversize berwarna putih yang dipadukan dengan celana hitam membuat Nayla terlihat imut, apalagi dengan rambut yang dia kuncir dan disisakan sebagian rambut bagian depan agar terlihat kesan cantiknya.

"Diam bisa ga si Nay?" tanya Kaka sebal, karena sejak tadi Nayla terlihat khawatir. Kakinya yang gemetar ditambah mimik wajah yang terlihat gusar. Nayla hanya melirik Kaka sebentar lalu menggeleng pelan, sejak dulu dia paling khawatir jika akan tampil didepan khalayak umum seperti ini.

"Gue tau, lo bisa" sekali lagi Nayla hanya meliriknya sebentar lalu menatap temannya yang tengah menunjukan seni menari mereka yang terlihat percaya diri, tidak seperti dirinya.

Kakinya mulai gemetar lebih cepat karena Nayla yakin tidak lama namanya akan dipanggil untuk maju kedepan. Siapa pun tolong bawa kabur Nayla dari sini! Alarm UGD bergetar dikepala Nayla. Ah, sial! Batin Nayla.

Nayla yang tengah berdebat dengan pikirannya sendiri pun langsung tersentak ketika tangannya dirasa ada yang menggenggam. Nayla menoleh pelan dan langsung dihadiahi sebuah senyuman manis yang tercetak dibibir pemuda itu. Siapa pun yang tengah ditatapnya seperti ini pasti akan meleleh hati nya, tapi tidak bagi Nayla. Bahkan Nayla bosan melihat raut wajah sahabatnya yang satu ini, siapa lagi kalau bukan Kaka?

"Lo bisa" ucapnya sekali lagi sambil tersenyum manis memperlihatkan lesung pipi yang dimilikinya dan diakhiri dengan anggukan keyakinan. Ini lebih dari cukup untuk sekedar membuat Nayla tidak lagi terlalu khawatir.

"Tarik nafas"

"Buang" Nayla mengikuti instruksi yang diberikan Kaka tanpa penolakan.

Sejak dulu hanya Kaka yang tau tentang kebiasaannya seperti ini, bahkan tanpa sungkan dia membantu Nayla.

"Gue bukan murahan kan Ka?" mendengar pertanyaan konyol yang dilontarkan Nayla, Kaka pun hanya bisa mengerutkan dahinya bingung.

"Dengan lo yang pegang tangan gue kayak gini, bukan berarti gue murahan kan?" tanya Nayla memperjelas kalimat sebelumnya, sambil menatap kearah tangannya yang masih digenggam oleh Kaka.

"Siapa yang bilang lo murahan?" saat Nayla akan menjawab, suara gemuruh tepuk tangan terdengar meriah, Nayla menatap pembawa acara dan mengangguk setelah mendapat kode akan tampil setelah ini.

"Gue duluan" ucap Nayla sambil melepaskan genggaman tangan dari Kaka lalu berjalan kearah panggung.

"Semangat" ucap Kaka yang membuat Nayla menoleh sebentar lalu tersenyum getir mengingat dulu dia pernah merasa dipermalukan karena perbuatannya sendiri yang menurut nya lumrah karena phobia nya.

"Lo sama sekali tidak murahan Ayla"

***

Suara Nayla mengalun indah bersamaan dengan melodi melodi yang terdengar mendamaikan hati setiap orang yang tengah mencermati isi lagu yang dibawakan Nayla saat ini.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now