Di Bonceng

104 34 2
                                    

"Dulu adalah dulu dan sekarang adalah sekarang"


~Nayla Nacaella Putri~
***

Sudah setengah jam dari bel pulang sekolah berbunyi, namun gadis cantik yang terkesan dingin itu masih setia berdiri didepan gerbang sekolahnya. Dia tampak lebih tenang dari teman-temannya yang lain, dia tampak lebih santai menunggu angkot yang tak kunjung datang itu.

Sambil menunggu gadis bernama Nayla itu berdiri dengan handphone ditangannya, jarinya dengan lincah men-scroll berada instagram nya. Satu-persatu postingan diamati olehnya sampai kedua matanya menangkap pemberitahuan dari pemerintah bahwa hari ini semua angkot tengah mogok.

Nayla menghela nafas pasrah, hari ini mungkin dia harus pulang dengan berjalan kaki. Rumahnya memang jauh dari sekolahannya itu, karena jaraknya yang memang jauh.

Kakinya mulai melangkah meninggalkan area sekolahnya dengan santai. Mungkin teman-temannya yang lain dijemput oleh orang tuanya, lihat saja satu persatu dari orang tuanya sudah datang untuk menjemputnya. Nayla hanya tersenyum kecut jika dia mengharapkan salah satu dari kedua orang tuanya bisa menjemputnya.

Kebiasaan yang telah dibuat oleh Nayla sejak dirinya lulus dari smp adalah sendiri. Sendirian, berteman saja tidak ia lakukan karena ia memang lebih suka sendiri. Sendiri, tidak ada siapa pun.

Tidak ada yang ia kenali di SMA ini selain teman satu bangkunya dulu saat kelas sepuluh dan Reyhan, teman satu bangkunya saat ini.

Ingin sekali Nayla naik ojek ataupun memesan ojek online, tapi sayangnya ia tak pernah menggunakan aplikasi itu jadi Nayla tidak tau bagaimana caranya.

So, Nayla memang harus berjalan kaki.

Sudah setengah jam ia berjalan sendirian, namun masih juga belum mendekati daerah rumahnya. Kalau naik motor atau angkot setengah jam mungkin sudah sampai atau paling tidak sudah dekat.

Tin tin tin

Suara klakson motor terdengar nyaring ditelinga Nayla, tapi karena Nayla pikir ia sudah berjalan dipinggir jalan tidak ditengah jalan jadi dia tetap berjalan alias acuh pada klakson yang sejak tadi dibunyikan.

Terlihat Nayla yang celingukan kekanan dan kekiri karena dia ingin menyebrang, setelah terlihat sepi dia baru melangkahkan kakinya untuk menyebrang. Tinggal sedikit lagi dia sampai dipinggir jalan namun tak disangkanya ada motor yang berjalan dari arah depan yang membuat Nayla terhempas dijalanan. Ya dia seperti diserempet oleh motor tadi. Dia terduduk disamping jalan dan itu untungnya.

Saat dirinya mencoba bangun dia gagal, ternyata kakinya terkilir yang membuatnya merintih kesakitan. Saat ia ingin mencoba lagi, ada sebuah tangan yang terulur didepannya dan itu berhasil membuat Nayla mendongak.

"Gue bantu bangun" ucap laki-laki dihadapannya dengan tangan yang masih setia terulur didepannya. Nayla menggeleng dan mencobanya sendiri, namun kakinya sebelah kiri berasa nyeri.

Melihat perempuan yang terjatuh karena motor tadi tidak mau dibantu oleh nya dengan terpaksa ia menolong Nayla dengan langsung memegang kedua tangannya dan gerakan itu diikuti oleh Nayla.

"Gue antar"

"Nggak perlu" tolak Nayla

"Lo bisa jalan?" tanyanya meremehkan.

Tanpa berucap Nayla langsung saja menunjukan bahwa dirinya masih bisa berjalan, sayangnya saat kaki kirinya mulai diangkat untuk maju kedepan rasanya sungguh nyeri.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now