Bukan Siapa-Siapa

79 22 0
                                    

"Jaga lisan. Mungkin perkataan yang biasa menurutmu, mampu membuat orang lain merasakan rasanya sakit hati"


~Nayla Nacaella Putri~

***


Langit sendiri benar-benar bingung tentang mengapa dirinya begitu khawatir dengan perempuan bernama lengkap Nayla Nacaella Putri ini. Namun, sekali lagi feeling nya terus mengatakan bahwa dia adalah Ayla. Perempuan yang pernah disia-siakan dulu.

"Masih pusing Nay?" tanya Langit yang baru saja datang dan melihat Nayla sudah bangun dari tidurnya. Yap sedari tadi Langit menunggui Nayla dirumah sakit ini.

Nayla diam membisu, dia bukannya tidak berniat untuk menjawab, hanya saja sepertinya dia terlalu lemas untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Pikirannya sedang berkecamuk, dia seperti sedang berperang dengan pikirannya. Tidak mau ambil pusing, Nayla memutuskan untuk diam sembari meratapi nasib nya nanti.

"Nay?" sedangkan Langit, dia masih terus bertanya dengan nada khawatir yang terdengar jelas ditelinga Nayla. Entah mengapa hatinya menghangat mengingat baru saja seorang Langit Faeza yang terlihat khawatir terhadap dirinya.

Terdengar hembusan nafas kasar dari Langit, mungkin dia lelah terus-terusan mengajak bicara Nayla yang ternyata masih kekeuh mempertahankan ke-diam-an nya.

"Nay lo mau kemana?" tanya Langit saat melihat Nayla yang akan beranjak turun dari ranjang rumah sakit ini.

"Pulang?" tanya lagi, dan kini dijawab anggukan kepala oleh Nayla. Dalam hati Langit terus-terusan berdoa agar dia bisa meluluhkan makhluk Tuhan yang didepannya ini. Ya semoga saja.

"Gue bantu" Kini mereka berada dalam mobil Langit, setelah meminta izin dari sang mama barulah Langit melajukan mobilnya pergi dari parkiran rumah sakit.

Nayla mengedarkan pandanganya menatap jalanan yang terlihat ramai dari dalam kaca mobil. Tidak ada pembicaraan yang terdengar dari keduanya, mereka diam dengan pikiran nya sendiri-sendiri.

Nayla hanya berharap, semoga saja. Semoga saja dia bisa menemukan keluarganya. Semoga saja dia bisa merasakan kasih sayang dari keluarganya. Semoga saja dia bisa mendapatkan kebahagiaannya sendiri. Semoga saja,

"Kita makan dulu Nay" ucap Langit yang menyadarkan Nayla dari lamunannya. Nayla baru sadar, jika ini memang bukan jalan menuju rumahnya. Setelah memarkirkan mobil keduanya turun tanpa basa-basi lalu berjalan masuk kedalam restoran.

"Mbak" panggil Langit setelah mereka menemukan tempat duduk yang kosong.

"Mbak saya pesan nasi goreng sama minumnya es jeruk"

"Mbaknya?"

"Samain"

"Baik. Permisi " Waiters tersebut berjalan menjauh dari meja Nayla.

***

10 menit mereka diam dengan pemikirannya. Tidak ada yang membuka suara, mereka terlihat sedang berpikir keras dalam otaknya.

Nayla yang terus terusan memikirkan masalahnya  dan bagaimana cara mengakhiri masalahnya ini. Bagaimana cara dia menemukan ibunya, ibu kandungnya.

Langit yang juga tengah memikirkan cara memastikan bahwa perempuan didepan nya ini adalah Ayla. Ayla nya. Ayla mantan pacar nya. Ayla cintanya. Ayla miliknya. Semua ini masih tentang Ayla, Ayla yang mampu membuatnya bertekuk lutut, Ayla yang mampu membuatnya hampir menggila.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant