Sebelum Aku Pergi?

Start from the beginning
                                    

"Ya Nay ya?" sedangkan Rey masih terus merayu Nayla. Nayla tau, ini bukan deg-deg an yang pernah dia rasakan saat dulu dekat dengan Faeza nya. Mantannya. Ini beda, Nayla bisa rasakan ada sesuatu dari Rey yang membuat Nayla semakin penasaran.

Ini adalah kali kedua Nayla merasa penasaran dengan seseorang. Karena kali pertamanya sudah ia rasakan 4 tahun lalu dikedai bakso mercon. Rasa ini jelas berbeda sekali. Tapi kenapa kini Nayla malah membandingkan Rey dengan Faeza? Faeza nya yang brengsek itu. Jelas Rey lebih dari mantannya itu.

Namun sekali lagi, Nayla tidak bisa menilai seseorang dari luarnya. Karena bagaimanapun bagi Nayla, Rey adalah orang baru dalam hidupnya yang entah sengaja ataupun tidak, masuk kedalam kehidupan Nayla yang datar ini.

***

Nayla berjalan kearah Kaka yang tengah tebar pesona dengan murid perempuan yang berjalan melewatinya. Memang dasarnya Kaka dari dulu seperti ini. Nayla hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya yang satu ini. Kini Nayla mulai berfikir ulang tentang bagaimana dia bisa berteman dekat dengan Kaka.

"Nay, gue minta nomor lo buat share lock nanti" Nayla menoleh kesamping kanannya, pertanyaannya sejak kapan Radit berdiri disebelahnya? Nayla terlihat berpikir ulang untuk memberikan nomornya pada orang lain. Traumanya tidak pernah hilang sejak dulu.

"Nay ayo" teriakan Kaka membuat Nayla berhenti melamun.

"Gue kerumah lo sekarang aja"

"Oke. Ayo naik" tawar Radit dengan senyum khasnya.

"Gue bareng Kaka"

"Oh bareng pacar" ucap Radit dengan manggut-manggut.

Ucapan Kaka ditengah lapangan tadi menjadi topik perbincangan hangat hari ini. Karena ini merupakan berita besar, bagaimana tidak? Seseorang yang selalu terlihat dingin yang memiliki daya pikat tersendiri ternyata sudah memiliki pawang nya.

Nayla hanya meringis pelan mendengar perkataan Radit. Apa dia harus mengikuti alur permainan Kaka dengan menjadi pacar pura-pura nya? Mungkin ini akan menjadi awal yang beda bagi seorang Nayla.

"Emm iya" jawab Nayla dengan sedikit berlari kearah Kaka.

"Mari tuan putri" sambut Kaka layaknya pangeran dalam disney yang sering ditonton Nayla saat dirinya masih kecil dulu.

"Mau kemana?" tanya Kaka menggoda saat Nayla telah duduk dijok belakang.

"Kerumah Radit" Kaka tampak melamun sekejap. Sepertinya nama Radit tidak asing ditelinga Kaka. Namun dia lupa, siapa Radit?

"Itu orangnya" tunjuk Nayla pada Radit yang tengah menatap dirinya dengan pertanyaan 'sudah siap?' lalu dibalas anggukan oleh Nayla. Kaka setia mengikuti Radit dari belakang sejak beberapa menit lalu.

"Jangan bilang dia selingkuhan lo?" tanya Kaka dengan sedikit keras agar Nayla mendengarkan. Nada bicaranya juga terdengar serius.

"Iya, lo jangan hajar dia ya"

"Siap tuan putri"

"Gila" gumam Nayla dengan senyum mengembangnya.

***

"Faeza" ini adalah panggilan yang ke 5 sejak tadi.

"Hm"

"Fa, sebentar aja. Bantu Ayla ya?" rayu Ayla dengan mengerjapkan matanya beberapa kali, berharap Faeza mau membantunya kali ini. Kali ini saja.

"Apa?" tanya Faeza dengan nada membentak. Keduanya terdiam, Ayla terlihat sedang berpikir keras tentang apa yang akan diucapkannya nanti, dia takut kalau kalau Faeza malah marah pada dirinya.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now