Part 19: Jurus Gunung Api Penghancur

Start from the beginning
                                        

Para pengawal Dorma kini hanya mengepung Giri dan merasa ragu ragu untuk menyerang Giri.
Sementara itu matahari semakin naik, dan sinarnya mulai menerangi permukaan bumi.
Giri yang terkena sinar matahari mulai merasa sakit di wajah dan lengannya yang tidak tertutup kain. Ia berusaha menutup wajahnya dengan lengan bajunya.
Dari kecil, Giri tidak kuat jika terkena sinar matahari. Jika terkena sinar matahari, kulitnya akan terasa sakit dan menjadi gatal. Matanyapun akan berair dan terasa sakit.
Oleh karena itulah dari kecil, Giri hampir tidak pernah keluar rumah di siang hari, dan ia selalu memakai pakaian yang panjang untuk menutup kulitnya agar tidak terkena sinar matahari.
Ibunya Giri, Istari sudah mencoba membawanya ke banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit Giri. Tapi tidak ada yang bisa menyembuhkan penyakit Giri.
Ketika Istari mendengar berita mengenai kemunculan bola pelangi yang dapat menunjukkan peta ke pulau Naga Api, Istari berusaha untuk mendapatkan bola pelangi itu karena ia berharap dipulau Naga Api ada obat dan tabib yang dapat menyembuhkan anaknya dari penyakit anehnya.
Tapi sayangnya, malah upayanya untuk mendapatkan bola pelangi malah menewaskan Istari dan meninggalkan Giri.
Giri sejak kecil belum pernah ketemu ayah kandungnya, dan ibunya sering bilang ayahnya telah pergi meninggalkan Giri dan Ibunya. Istari sering meminta Giri untuk tidak lagi mengingat ingat ayahnya.

Lima pengawal Dorma yang tersisa mulai berhati hati dalam menghadapi Giri, karena mereka menyadari anak remaja itu mempunyai ilmu iblis yang telah membuat para pengawal Dorma terluka dalam.
Dilain sisi, Giri yang terkena sinar matahari mulai merasa kesakitan dikulit tubuhnya.
Mata Giri mulai sakit dan mengeluarkan air mata sehingga pandangan Giri menjadi tidak jelas.
Giri menyadari ia harus segera mengalahkan para pengawal Dorma yang tersisa sebelum ia kehilangan kesadaran karena menahan rasa sakit disekujur tubuhnya.

Dorma yang melihat para pengawalnya masih terdiam langsung berteriak dengan marah: "Hei kalian kenapa diam saja, melawan anak kecil saja kalian takut! Ayo serang!!!"
Mendengar tuan majikannya marah, para pengawal Dorma kembali menyerang Giri.
"Wusshhh... wuuuukkkkk....!!!" Senjata senjata para pengawal Dorma menyerang Giri.
Berbeda dengan tadi, dimana keadaan Giri diatas angin karena dapat mengalahkan para pengawal Dorma, kini dengan kondisi yang sakit terkena sinar matahari, Giri tidak dapat berkonsentrasi melawan lawannya.
"Buggghhh....!!!" Sebuah pukulan lawan mengenai punggung Giri dari belakang. Giri terdorong kedepan karena punggungnya terpukul. Tapi dari arah depan seorang pengawal Dorma sudah menyerang dengan cluritnya.
Giri yang pandangannya mulai tidak jelas dan hanya bisa melihat samar samar karena matanya sakit terkena sinar matahari kemudian berusaha memiringkan badannya kekiri agar tidak terkena clurit lawan.

"Wushhh...." serangan clurit lawan berhasil dihindari Giri tapi ia tidak menyadari sebuah pisau menyerangnya dari samping kanan.
"Sraaattt....." pisau lawan berhasil melukai lengan Giri. Giri yang terluka langsung mengeluarkan jurus ke empat dari ilmu "Penakluk Bumi" yaitu "Badai Kilat menghancurkan Gunung"
Jurus ini adalah jurus yang berguna untuk melawan kepungan lawan. Tubuh Giri berputar dengan telapak tangan seperti menari nari menampar dan memukul ke berbagai arah. Setiap tamparan dan pukulan telapak tangan mengandung energi tenaga dalam yang kuat.

"Blaaaakkkkk.... duuggghhh...." Giri berhasil memukul perut seorang pengawal tapi kepala Giri juga terkena tendangan pengawal Dorma yang lainnya.
Giri terpental terjatuh dan kepalanya terasa sakit terkena tendangan lawannya. Dilain pihak seorang pengawal Dorma muntah darah terkena pukulan Giri.

Melihat Giri terjatuh karena kepalanya terkena tendangan, para pengawal Dorma yang lain langsung menyerang Giri.
Giri sedang menahan sakit disekujur badannya karena terkena sinar matahari plus ditambah dengan terluka terkena pisau dan tendangan dikepalanya.

"Bugghhh...buuugggghhh..buugghhh...!" Serangan beruntun lawan datang dengan cepat dan bertubi tubi. Giri hanya bisa menahan pukulan dan tendangan lawannya dengan menyilangkan kedua tangan didadanya.
"Keluarkan ilmu iblismu...anak kecil!! Teriak pengawal Dorma.

Pengemis Dan Anak LangitWhere stories live. Discover now