“Enggak, Kak. Maaf, ini salah saya.”

“Bukan, lu sama sekali gak salah Win!”

Sonia mendelik pada Nazwa yang keras kepala seakan siap bertengkar kapan saja untuk membelanya. “Kamu bisa diam? Mika gak salah waktu bilang kamu gak punya sopan santun. Nimbrung di percakapan orang lain tanpa di undang, itu salah satu contohnya. Paham kamu?”

Wina tahu, jika diteruskan ini akan berakhir buruk. Jadi gadis itu menarik Nazwa kebelakang, menjadikan dirinya sebagai tameng di depan Nazwa. “Kak, saya benar-benar minta maaf. Ini semua salah saya.”

“Win!”

Meremas tangan Nazwa dibelakang punggungnya, Wina melanjutkan seakan-akan Nazwa tak mengatakan apapun. “Seharusnya saya lebih peka, karena saya yang membutuhkan tanda tangan Kak Sonia dan Kak Mika, sepantasnya saya datang dengan lebih sopan. Saya juga tidak bermaksud untuk menjadikan kakak-kakak sebagai yang terakhir, ini murni karena kelalaian saya. Karena itu saya benar-benar minta maaf.”

Ada helaan napas yang datang dari Riko, dan gertakan gigi dari Nazwa. Sementara aura dingin yang dipancarkan Sonia membuat Wina nyaris membeku. Menghadapi Mika yang meledak-ledak jauh lebih mudah daripada ketenangan palsu Sonia.

“Bagus kalau kamu sadar udah gak sopan, jadi lain kali perhatikan tingkah laku kamu dan teman-teman kamu.” Lalu dia menggandeng Mika, dan membawa gadis itu pergi. Meninggalkan orang-orang yang kini terdiam menatap Wina dengan ingin tahu.

Satu hal yang jelas adalah, tampaknya Wina tak akan bisa mendapatkan tanda tangan Mika dan Sonia.

Sorry, Mika kadang emang suka meledak-ledak.” Riko memecah kebekuan yang sejenak tercipta.

Nazwa mendelik pada pemuda itu dengan berani. “Bukan kadang, Kak. Gue rasa nyokapnya ngelahirin dia di puncak gunung berapi, meledak-ledak terus.”

“Zwa,…”

“Apa? Emang benar kan? Udah berapa kali aja lu dibentak-bentak sama dia, Win.”

“Tapi itu emang salah gue.”

“Ini bukan waktunya buat jadi orang suci, Win!”

“Udah-udah, gue rasa saat ini kalian gak usah dekat-dekat sama Sonia dan Mika dulu lah.” Riko menengahi. “Axel lagi gak ada, jadi gak ada yang bisa nahan Sonia saat ini. Lagian sebenaranya dia baik, jadi kalian jangan diambil hati ya.”

“Oh iya, emang Kak Axel kemana?” Nazwa melirik Wina, tahu jelas bahwa sahabatnya itu ingin bertanya meski Wina hanya memasang wajah datar.

“Dia lagi ada urusan,” Nazwa mungkin bisa dimengerti, tapi sekarang Riko juga ikut-ikutan milirik Wina. “Harusnya dia udah sampai dari tadi, tapi gak ada kabar. Jadi mungkin Sonia cemas makanya dia kayak gini, maklumi aja.”

Nazwa mengangguk, sementara Wina menunduk, entah kenapa dia juga jadi cemas.

“Gak usah khawatir, Axel tahu apa yang dia lakuin. Kalau ada apa-apa dia pasti ngehubungi. Selama dia gak ngehubungi pasti gak ada apa-apa, paling bentar lagi nyampe.” Riko menepuk-nepuk lengan kanan Wina.

Wina menatap pemuda itu bingung, tak mengerti mengapa dia melakukan itu. “Oh gitu ya Kak,” jawabnya akhirnya dengan canggung.

Riko cuma nyengir.

Nazwa memutar matanya, meraih lengan Wina dan Rifka yang sejak tadi mematung, lalu menyeret mereka. “Udah ah yuk, kita belum bikin surat.”

“Surat cinta ya? Punya lu harus buat gue ya, Na!” Seru Riko, memperhatikan Nazwa yang menyeret kedua temannya menjauh.

Tapi Nazwa tak membalas, dan masih terus menyeret kedua temannya. Hatinya masih menahan amarah karena kejadian tadi.

Sementara Wina, kepalanya terasa begitu penuh dengan emosi. Apa dia sudah menciptakan seorang musuh? Bagaimana kehidupan perkuliahannya nanti?

----------------------------------------------------------------------

Hay kakak-kakak!
Sehatkah?
Jangan sakit-sakit ya, nanti aku sedih... >.<

Btw, udah sebulan belum aku ngilang? :P
Bagi yang baca pengumuman pasti tahu kalau laptopku rusak, dan sebagian chapter ada di sana. Tapi mengingat situasi sekarang yang gak tahu kapan selesainya, apalagi sekarang di tempatku berlaku PSSB, aku gak tahu kapan itu bisa dibenerin.
Jadi aku putuskan, aku nulis ulang chapter ini. Hiks....

Karena udah lama hilang, jadi kali ini chapternya panjang. Semoga bisa di nikmati...

Terakhir, terimakasih karena sudah vote dan komen, juga yang udah follow. Jaga kesehatan, banyak minum air putih, konsumsi vitamin, dan bahagia selalu ya kak supaya imunnya naik.

Udah gitu aja, happy reading and love you all! :*

Regards,

R. R. Putri.

Clockwork MemoryWhere stories live. Discover now