22. Paris Shenanigans

1.4K 160 11
                                    

(Jardin du Park, France, 7:00)

Lisa bangun pagi. Tidak ada niatan untuk berolahraga atau apapun. Bagaimanapun juga, Jimin dan Rose sudah memberikan akses full terhadap kulkas dan dapur mereka, juga TV mereka di ruang tengah.

"Selamat pagi, nyonya Duffer," sapa Lisa pada seorang pelayan dapur yang sedang bersih-bersih.

"Pagi juga nona Manoban," balas pelayan yang dipanggil nyonya Duffer itu.

"Aku mau memasak sarapan untuk pagi ini, boleh?"

"Aduh, nona tidak usah repot-repot! Saya nanti kena marah tuan Park kalau membiarkan nona memasak,"

"Kau tidak perlu khawatir soal Jimin, oke? Kau berdiri saja dekatku agar aku bisa membelamu kalau manusia albino itu bangun."

Lisa mulai mengejek Jimin dengan nama 'manusia albino' semenjak ia mengecat rambutnya menjadi warna ash grey.

Gadis bersurai cokelat tua itu mengumpulkan bahan-bahan yang dibutuhkannya: tepung terigu, telur, gula, baking powder, pisang, gula halus, sirup mapel, mentega, dan susu.

Nona independen pun mulai memasak. Dari mencampur bahan-bahan, memisahkan adonan kering dan basah, menyatukannya, lalu memolesnya di wajan agar bisa menjadi pancake yang sempurna.

"Aih, nona Manoban sangat mahir memasak rupanya. Pasti tuan yang memiliki hati nona beruntung adanya," puji nyonya Duffer.

Tersentak dengan perkataan nyonya Duffer, Lisa sempat terhenti memasak. Tetapi, sesaat kemudian ia memasang senyum palsunya, berkenaan agar tak menyakiti hati nyonya Duffer.

"Tentu saja, nyonya."

Setelah menghabiskan adonan dan pancake pisang juga sudah selesai ditata di atas piring, Lisa yang dibantu oleh nyonya Duffer membawa dua piring penuh dengan pancake ke atas meja makan.

"Bau enak apa ini, nyonya Duffer?" tanya Rose, muncul saat Lisa sedang meletakkan piring berisi pancake di atas meja.

"Sesuatu untuk mengisi perut kosongmu," kata Lisa, meletakkan tiga tumpuk pancake di atas piring Rose sekaligus memberi topping gula halus dan sirup mapel.

Lisa tak lupa meletakkan segelas apple juice di samping piring dan semangkuk potongan papaya dan melon.

"Sedang dalam rangka apa sih? Kenapa tiba-tiba memasak sarapan seperti ini?" tanya Rose sambil menyuap potongan papaya ke dalam mulut.

"Sedang ingin saja. Tidak ada rangka apa-apa."

Lisa duduk di kursi yang berada di sisi kanan Rose. Ia tahu kalau kursi yang ada di sebelah kiri adalah tempat biasa Jimin makan, jadi untuk menghormati tuan rumah, ia duduk di tempat yang lain.

"Pagi, semua!" sapa Jimin dengan semangat. Terlihat dari keringatnya yang bercucuran bahwa dia baru selesai workout di gym pribadinya.

"Sudah selesai olahraga? Ayo makan bersama kami," ajak Rose.

"Aku mandi dulu, nanti aku bergabung."

Jimin pun memencet tombol lift, lalu saat ia akan masuk, ia berteriak.

"Jangan lupa sisakan tiga untukku ya!"

<...>

(Beauté design, Miami)

"Tuan-tuan, sebuah kejutan menemukan kalian ada di Beauté hari ini," sambut Cherlyn, sekretaris Rose.

"Ah, iya. Kami ingin bertemu dengan nona Mills?" kata Song-Ook.

Señor - Lizkook ✔️Where stories live. Discover now