6. Sunflower (Vol. 2)

3.8K 374 14
                                    

Seperti gadis lainnya yang sedang mampir ke rumah sahabat mereka, Lisa dan Rose sedang sibuk merawat kulit wajah mereka dengan masker. Sambil mengobrol tentang hal-hal terbaru di sekitar mereka, kedua gadis itu membuat list akan barang-barang yang akan mereka beli sebagai kado natal untuk orang-orang tersayang mereka.

"Kau mau membelikan Jimin apa?" tanya Lisa, pandangannya masih terfokus pada layar ponselnya.

"Sepertinya biji kopi yang akan kupesan langsung dari perkebunan kopi di Indonesia. Dia sangat suka kopi gayo dari Aceh dan kopi luwak dari Bali," jawab Rose, ia membuka website pemesanan biji kopi menggunakan laptop Lisa yang ia pinjam.

Keduanya bahkan menulis di kertas akan nama-nama yang akan mereka beri hadiah, termasuk hadiah apa yang akan mereka berikan, serta budget harga yang mereka butuhkan untuk membeli barang-barang tersebut.

Tidak lama kemudian, sebuah notifikasi pesan berbunyi. Lisa melirik ponselnya, nama yang tak asing lagi muncul di layar.

Jungkook 💛 : hai, sedang apa?

Lisa agak geli melihatnya. Tidak biasanya seorang pemuda menanyakan kabarnya seperti ini. Lisa dikenal sebagai pribadi yang tidak mudah terjerat benang-benang asmara, dirinya sangat tertutup akan hal-hal seperti itu. Akan tetapi, yang satu ini berbeda, jauh berbeda.

Berbeda dalam artian yang agak aneh. Bukan seperti drama romantis yang di mana arti 'berbeda' ialah sikapnya tidak seperti lelaki lainnya. Jungkook bukanlah pria dengan sikap yang 'berbeda' dari laki-laki pada umumnya, Lisa bisa melihat jelas akan hal itu. Tetapi, Jungkook membawa warna baru dalam hidupnya.

Jarang sekali ada lelaki nekat yang berani mengajak Lisa untuk pergi malam-malam ke bukit untuk piknik kecil sambil melihat bintang-bintang, lalu menonton film aksi dan mengobrol tentang hal-hal yang cukup mendalam.

Seorang Lalisa Manoban tidak pernah senekat itu. Hidupnya seperti diprogram untuk menjadi gadis baik-baik dengan kehidupan yang sepenuhnya sudah dirancang oleh kedua orangtuanya, dan Jungkook seakan-akan adalah seorang hacker yang bisa memasukkan virus ke dalam program tersebut, hingga program itu kini memiliki tujuan dan setting yang baru.

Lalisa. : sedang bersantai, kau?
Jungkook 💛 : makan ramen instan
Jungkook 💛 : kau mau jalan hari ini?
Lalisa. : jalan? Ke mana?
Jungkook 💛 : keliling kota saja, banyak tempat yang belum kita kunjungi
Lalisa. : boleh saja
Jungkook 💛 : aku jemput satu jam lagi

Lisa yang melihat pesan itu langsung beranjak dari posisi tidurnya. Rose yang melihatnya tentu terkejut, ada angin apa yang membuat Lisa mendadak serius.

"Jungkook ingin menjemputku satu jam lagi!" seru Lisa, panik.

"Kau serius? Oke! Ayo kita ke ruang ganti!" Rose mendorong tubuh Lisa agar berjalan menuju ruangan ganti.

Rose sibuk memilihkan beberapa opsi pakaian untuk Lisa, sementara Lisa menceritakan tentang pesan dari Jungkook.

"Karena kau akan berjalan-jalan keliling kota, kau harus menggunakan pakaian yang bisa membuatmu bebas beraktifitas. Aku sudah memilih tiga pasang style untuk kau coba, sekarang, coba satu-satu untukku," perintah Rose.

Lisa pun mencoba pakaian nomor satu. Jaket bomber berwarna biru terang, kaus putih, ripped jeans, dan converse warna hitam.

"Terlalu berlebihan, bukan?" tanya Lisa saat menatap dirinya di cermin.

"Hmm, benar. Baiklah, ganti ke style nomor dua,"

Lisa pun kembali masuk ke dalam tempat bergantinya, mencoba pakaian nomor dua. Kaus hitam, rok kotak-kotak berwarna cokelat muda, outer rajutan dengan warna senada dengan rok, dan sepatu kets berwarna putih.

Señor - Lizkook ✔️Where stories live. Discover now