Dirinya hampir jatuh karena terlalu memaksakan untuk bisa berjalan, untungnya ada seseorang yang menampung dirinya dipelukan agar tidak jatuh.

"Lepas" ucap Nayla saat ia tersadar bahwa laki-laki yang sering mengganggunya lah yang menolong dirinya. Perlahan dia melepaskan Nayla dan membantunya untuk berdiri lalu menatapnya dengan tatapan sulit ditebaknya.

"Jalan aja susah jadi lebih baik biar gue yang antar lo sampai rumah"

"Enggak" tolak Nayla.

"Disini mana ada taksi lewat" ucap laki-laki dihadapannya ini saat melihat Nayla mencari taksi yang lewat.

"Ayo, gue antar sampai rumah" ucapnya lagi dengan menggandeng tangan Nayla, dengan susah payah Nayla menghempaskan tangannya agar bisa lepas namun tenaga laki-laki itu lebih kuat daripada tenaga Nayla.

Nayla dengan terpaksa mengikuti langkah orang yang memaksa nya itu untuk sampai dimotornya. Nayla berjalan sambil meringis kesakitan, sakitnya itu ditahan oleh nya.

Saat langkah Nayla terhenti, secara otomatis laki-laki itu berhenti lalu menatap nya.

"Lo kenapa Ay, berhenti?" tanyanya.

Matanya mengikuti arah pandang Nayla yang tertuju pada kaki kirinya yang terkilir tadi. Laki-laki didepan Nayla itu akhirnya tau mengapa Nayla berhenti, kakinya masih sakit. Langkah selanjutnya adalah memapah Nayla, ya itu yang dilakukannya saat ini untuk sampai ke depan motornya.

Saat laki-laki itu ingin memakaikan helm dikepala Nayla, tangan Nayla langsung saja mencegahnya dan membawa helm itu untuk dipakai dikepalanya sendiri.

"Lo ternyata udah benar-benar berubah Ay" gumam laki-laki itu sambil melihat Nayla yang tengah memakai helm itu.

"He'em" Nayla berdehem karena laki-laki itu tak kunjung menghidupkan motornya.

Nayla naik dengan duduk menyamping, keduanya menyusuri jalanan tanpa adanya obrolan. Bahkan Nayla tidak berpegangan pada laki-laki yang memboncengnya itu.

Tak ada kata terimakasih yang terucap dari bibir Nayla sesampainya mereka dirumah Nayla. Nayla menekan bel rumah nya agar bi Minah keluar untuk membantunya berjalan kedalam rumah.

Memang tidak biasanya, biasanya Nayla langsung memasuki rumah itu tanpa menggunakan bel.

Dari atas motor laki-laki itu hanya bisa menatap Nayla dari sana, dia tidak mau mendekat karena Nayla yang bersikukuh untuk menolak bantuan nya.

"Mari mas" ucap bi Minah saat melihat laki-laki yang membonceng Nayla tadi.

"Iya bi" sambil tersenyum simpul.

Pintu rumah Nayla tertutup perlahan, Langit menatap nya sendu mengingat bagaimana sikap Ayla dulu yang begitu jauh berbeda. Meski Langit belum menemukan bukti kuat bahwa Nayla adalah Ayla.

"Faeza" panggil gadis cantik itu pada seseorang yang tengah duduk diatas motornya.

"Aku mau nebeng boleh kan?" tanya Ayla.

"Engga" jawabnya santai tanpa melihat kearah Ayla.

"Aku ga ada yang jemput Faeza, kamu emang tega?" masih dengan nada memohonnya.

Meet Again ; Ketika Kisah Belum Usai [End✓]Where stories live. Discover now