New Start

394 50 52
                                    

This is not the end, but a new start for them

Mark pernah bilang, tak akan semudah itu untuk menghilangkan bayangan Koeun dalam benaknya. Laki-laki itu juga selalu mengatakan, apapun, dimanapun gadis yang menjadi cinta pertamanya berada, akan selalu mendapatkan dukungan penuh darinya.

Tapi ternyata, semua tidak semudah ucapannya.

Hari ketika seseorang mengatakan padanya Koeun pergi, hari itu juga menjadi hari yang paling menekannya. Saat dimana ia tak mampu berada di samping gadis itu, meski hanya sekedar memberikan pundak untuk membantunya menopang diri. Saat dimana ia hanya bisa mendengar tangisan gadis itu dari cerita seseorang di balik panggilan ponsel. Saat ketika ia ada berkilometer jauhnya, sibuk menghibur orang lain tetapi tak bisa menghibur seseorang yang begitu berarti dalam hidupnya.

"Hyung, Koeun noona menitipkan ini padamu. Ia berpesan untuk berhenti menghubunginya apapun yang terjadi." Jeno masih dengan wajah sedih menyerahkan sebuah surat pada Mark. Titipan dari Koeun yang memilih untuk pergi. Mengubur janji mereka berdua untuk bisa bersama menari dan tertawa di atas panggung. "Noona juga bilang terima kasih untuk semuanya."

Mark terlambat lagi. Dia tak akan bisa meraih seseorang yang pergi darinya sekaligus membawa separuh hatinya menghilang. Entah kembali pada jalan hidup yang normal, atau bagaimana.

Hidupnya tetap berjalan normal. Ketika jadwal comeback, dia akan comeback bersama member grupnya. Kembali memasang wajah ceria hanya agar orang-orang di luar sana tidak menyadari kesedihannya. Meski hati yang ia bawa, setengahnya telah tertiup angin. Terbawa bersama langkah perempuan yang hingga detik ini, tak ia ketahui keberadaannya.

"Hyung, hyung, Mark hyung!" Harinya berlalu dengan jadwal padat. Terbang dari satu negara ke negara lain. Tapi Mark tak pernah protes dengan itu, ia justru membutuhkannya. Ia butuh sesuatu untuk mengalihkan pikirannya dari gadis kesayangan yang ia sukai sejak mereka sama-sama menjadi siswa sekolah menengah pertama. "Aku punya kabar menggembirakan."

"Apa?" Sampai sekarangpun, tak ada kabar menggembirakan yang bisa membuat Mark kembali bersemangat selain tentang gadis cinta pertamanya. Donghyuk juga lelah jika harus kembali menghibur Mark. Membuat sahabatnya itu tersenyum lagi. Karena nyatanya, dia sama sakitnya. Dia juga merasa kehilangan sosok seorang kakak perempuan merangkap ibu untuknya. Yang sejak dulu, selalu tak pernah bosan memarahinya jika jiwa usil Donghyuk kembali. "Aku tidak akan tertarik dengan berita apapun yang kau bawa, Hyuk. Apalagi tentang album repackage kita nanti. Aku lelah."

"Bukan, ini bukan tentang repackage kita."

"Lalu?"

Oh ya, comeback terakhir mereka sebenarnya cukup sukses. Mereka mendapat banyak pujian karena lagu yang baik, pencapaian di kanal musik juga meningkat drastis dari comeback-comeback sebelumnya. Sebuah berita yang sedikit membuat Mark lebih baik meski tak bisa mengembalikan kebahagiaannya seratus persen.

"Ini tentang Koeun noona."

Dan saat nama itu terucap, Mark langsung menegakkan tubuhnya yang bersandar di sofa. Melihat ke arah Donghyuk dengan mata berbinar semangat sambil mencengkram pundak member yang lebih muda setahun darinya itu.

***

"Manager hyung, kita giliran rekaman jam berapa?"

Suasana ruang ganti artis setiap paginya memang selalu chaos. Baju-baju penampil yang tergantung pada rak tengah ruangan, para stylist yang sibuk mondar-mandir, manager yang juga ikut mengurusi rekaman mereka dan kru acara yang selalu memberikan briefing. Mark sudah biasa dengan semua situasi itu. Tapi untuk hari ini, ia tak bisa tak menjadi lebih excited dari biasanya.

WHAT IF? (mark + koeun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang