Double Date

406 41 12
                                    

P.s. This is a part of Seatap Sebintang series :)











Double date? More like a girls day out




Sewaktu Dahyun bilang ingin mengajak Koeun keluar menonton bersama weekend ini, tidak ada hal lain di kepala perempuan itu untuk sekaligus melakukan double date. Dia dan Hanbin, Koeun dan Mark. Terdengar begitu menyenangkan. Nampaknya, Koeunpun berpikir demikian. Menunggu waktu itu untuk tiba, tak pernah menjadi se-excited begini.

"Kamu yakin mau jalan bareng Kak Dahyun sama Kak Hanbin?" Tapi di satu sisi, Mark nampak tak yakin. Bukan berarti dia tak menyukai kedua seniornya itu. Sebenarnya ini lebih kepada, haruskah mereka menghabiskan waktu untuk berdua dengan orang lain? Well, laki-laki itu bisa menjadi cukup posesif dengan waktunya bersama Koeun. "Nggak pengen gitu nonton berdua sama aku doang?"

"Emangnya kenapa, sih?" Kelas baru usai. Sekarang Koeun dan Mark asik duduk di salah satu warung dekat kampus, menikmati makan siang terlambat mereka. "Kamu ngerasa canggung sama Kak Dahyun, Kak Hanbin emang?"

"Enggaklah, ngapain aku canggung?" Satu suapan masuk ke dalam mulut Mark. Ia mengunyah makanan yang telah ia pesan dengan agak cepat. Tanda jika perutnya benar-benar sudah berteriak bahkan ketika masih di kelas tadi.

"Ya udah kalo gitu, nggak ada masalah, 'kan?"

"Bukan gitu, Eun." Laki-laki itu menghela napasnya sekali. Mengambil minumannya dan menyedotnya cepat. "You don't want to spend our precious time together? Just two of us?"

Padahal Mark yakin jika dia tak ada menunjukan jika dirinya bercanda. Tapi Koeun malah tertawa geli mendengar ucapannya. Seolah pacarnya itu main-main. "Kita setiap hari nempel berdua terus loh, Mark. Kamu nggak pengen ngerasain yang namanya double date gitu?"

"Serunya dimana emang?" dengus kecil Mark sambil melanjutkan sesi makannya. "Yang ada, akunya nggak nyaman mau meluk-meluk kamu ntar."

"Emang kamu tuh harusnya berhenti meluk-meluk aku di depan umum begitu, tau nggak!" Omong-omong tentang skinship, Mark memang tipe orang yang tak jarang menunjukkan perhatiannya dengan menyentuh orang yang ia sayangi. Dulu, saat belum resmi berkencan, laki-laki itu senang menepuk puncak kepala Koeun ataupun menyentil dahinya sambil sesekali memainkan genggaman tangan mereka. Sekarang, semua itu seolah ter-upgrade. Mark sekarang sangat senang memeluknya, merangkulnya, mencium dahi atau pipinya bahkan di tempat umum. Bayangkan, bagaimana malunya Koeun? "Kita tuh suka diliatin orang-orang. Apalagi kalo sambil belanja barang bulanan untuk di apartemen kamu. Aku dorong troli belanjaan aja kamu seenaknya nemplok di punggung aku."

"Habisnya kamu bikin nyaman."

Koeun memutar bola matanua cepat lalu menyesap sisa terakhir minumannya. "Kebiasaan. Nggak bagus diliat orang, Markie."

"Kenapa sih? Orang aku manjanya sama pacar aku juga. Kalo aku manjanya sama pacar orang lain, baru aneh."

"Emang mau manja-manjaan sama pacar orang?"

"Ya tergantung, orangnya siapa." Mark mengedikkan bahu lalu terkekeh geli melihat perubahaan wajah Koeun. Secara otomatis tangannya terulur, mencubit gemas hidung mancung kekasihnya. "Enggaklah, yang. Ya kali aku mau manja-manjaan sama pacar orang. Punya pacar satu kayak kamu aja ribetnya minta ampun, masa iya aku mau nambah lagi?"

"Yang nyuruh kamu nambah pacar siapa, emang?" Koeun mendengus. Ia mengambil tasnya lalu bangkit. Berjalan cepat ke arah kasir dan hendak membayar makananya sebelum Mark tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya. Menyodorkan selembar uang pada kasir. "Biar aku yang bayar punyaku, Mark."

WHAT IF? (mark + koeun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang