3 a.m

684 62 29
                                    

In which, he always miss her in the middle of the night

Mark menghela nafasnya lelah. Hari ini memang cukup panjang baginya. Harus bangun pagi dan mengikuti perkuliahan lalu di siang hari kembali bekerja menjadi pramusaji disalah satu fine dining di Vancouver hingga larut malam.

Rasanya seluruh beban didunia ini hanya tertumpu di pundaknya.

Berat dan melelahkan.

Laki-laki itu melirik sekilas kearah jam dinding yang tergantung diatas televisi diruang tamu apartemennya yang tidak besar ini. Pukul 12 malam. Besok pagi, ia harus kembali ke kampus dan menerima pelajaran yang sangat membosankan. Lalu kembali ke tempat dimana ia bekerja sambilan. Dan berakhir kelelahan ditengah malam.

Begitu terus setiap harinya.

Dia jadi merasa menyesal telah meninggalkan keluarganya di Korea sana hanya untuk mendapatkan pendidikan di negeri yang jauh ini.

Kalau saja Mark tidak memilih belajar ke luar negeri, mungkin saat ini dia masih bisa merasakan angin musim semi sambil bergandengan tangan dengan kekasihnya.

Koeunnya.

Hah, Mark merindukan Koeun. Tapi dia cukup lelah untuk menghubungi gadisnya.

Akhirnya laki-laki itu memilih untuk membersihkan tubuhnya sebelum pergi tidur. Mungkin mandi bisa membuat dirinya lebih segar kembali.

Selepas 10 menit, Mark keluar dari kamar mandi lengkap dengan pakaian tidurnya. Kaos hitam polos dan celana piyama hitam yang pernah Koeun berikan saat laki-laki itu hendak pergi ke Kanada untuk pertama kalinya. Handuk putih kecil tergantung dilehernya. Rambut laki-laki itu juga masih sedikit basah. Tapi Mark tak peduli.

Dia terlalu lelah meski hanya untuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kalau saja Koeun ada disana, gadis itu pasti sudah mengomelinya.

Mark tambah merindukan gadis itu. Apa yang sedang ia kerjakan ya sekarang?

Laki-laki itu menaiki single bed-nya dan merebahkan diri disana. Pandangannya lurus menatap langit-langit kamar. Ini memang menjadi kebiasaan Mark sebelum tidur. Menatap kearah langit-langit kamarnya dengan pikiran kosong. Seolah mencoba menghapus semua beban pikirannya sebelum besok akan diisi dengan beban lain.

Mark mencoba menutup matanya dan tertidur.

Tapi dia tak bisa tidur.

Berkali-kali laki-laki itu merubah posisi tidurnya. Tapi tetap saja matanya tidak bisa terpejam. Padahal tubuhnya sudah luar biasa lelah.

Jangan katakan bahwa insomnianya datang lagi.

Oh gosh, Mark butuh tidur agar besok dia bisa kembali belajar dan bekerja.

Berbagai metode telah dilakukan laki-laki itu untuk membantunya terlelap. Dari menghitung domba, mematikan seluruh penerangan dalam kamarnya dan menyalakan lagu-lagu pengantar tidur dari playlist ponselnya. Tapi tetap saja itu tak membantu sama sekali.

Mark bahkan bisa melihat jika sekarang sudah hampir pukul 3 pagi.

Kenapa kedua matanya tidak terpejam juga?

Menyebalkan.

Kira-kira apa lagi yang bisa ia lakukan agar dapat terlelap?

Mark tiba-tiba ingat perkataan Koeun tiap kali laki-laki itu tidak bisa tidur

"Setiap kau ingin tidur, pastikan meminum segelas susu Mark. Susu dapat membantumu lebih mudah untuk terlelap."

Nah itu dia. Kenapa Mark melupakan hal satu itu?

WHAT IF? (mark + koeun)Where stories live. Discover now