Angel

294 50 11
                                    

This is how much he love her

Semua rasanya benar ketika setiap pagi aku terbangun dengan pemandangan wajah lelapmu di depan pelupuk mataku. Semua terasa tepat ketika jari-jari ini bisa menyentuh bingkai wajahmu yang masih terdengar dengan dengkuran halusnya dan menyibak helaian rambut yang menghalangi wajah indahmu.

Senyum di bibirku akan otomatis terbit saat itu juga ketika aku menyadari, beruntungnya aku yang berhasil memenangkan hatimu dulu.

Aku bahkan bisa memandangi wajahmu tiada bosan. Mengagumi betapa Tuhan nampaknya menciptamu dengan hati-hati. Karena aku tahu, kau adalah salah satu hal paling berharga yang muncul di dunia ini.

Duniaku.

Meskipun begitu, aku juga terkadang gemas sendiri melihatmu yang tak kunjung terbangun bahkan setelah aku melarikan jari-jariku pada pipimu dan mencubitinya perlahan. Pipi itu seperti squishy lucu yang hobi dimainkan oleh Keera, keponakan kecilmu yang selalu muncul diantara kita berdua.

Aku pernah berpikir, bagaimana jika bukan aku yang ada di posisi ini? Bagaimana jika ada orang lain yang berbaring disebelahmu dan selalu terbangun setiap pagi hari disebelahmu?

Hah, membayangkannya saja terasa menjengkelkan untukku.

Aku tak pernah berhenti mengucap terimakasih pada siapapun yang membuat takdir kita bertabrakan. Yang mempertemukan aku dan dirimu di tempat yang bahkan terdengar tidak mungkin sekalipun. Siapa yang menyangka jika aku bisa berakhir dengan perempuan galak yang salah masuk kamar hotelku saat kita tak sengaja menginap di hotel yang sama dulu. Sewaktu kita berada di Bali.

Rasanya masih seperti mimpi, melihatmu yang berjalan tak tentu arah sambil mengoceh aneh menuju tempat tidurku dan lantas merebahkan diri tak tahu malu. Jika saja aku tak menahannya, mungkin malam itu aku bisa melihat tontonan gratis kau yang membuka seluruh pakaianmu.

Lucu ya, esok paginya kau terbangun dan berteriak histeris. Hingga memanggil security hotel serta menuduhku sudah melakukan hal yang tidak-tidak padamu. Bahkan seharian penuh kita berakhir di kantor polisi karena kesalahpahaman ini.

Bayangkan saja betapa aku kesal padamu. Aku bahkan pernah hampir mengutukmu agar tak bisa mendapatkan seseorang yang benar-benar mencintaimu. Tapi, kutukanku malah berbalik dan membuatku yang akhirnya menjadi satu-satunya orang yang jatuh cinta padamu di setiap detiknya.

Bayangan tentangmu tak bisa aku lupakan sejak saat itu. Rambut panjang kecoklatanmu yang jatuh lurus dibalik punggung. Postur badan yang tinggi dan ekhm seksi. Suara lantang serta kata-kata yang menusuk hati. Entah mengapa malah membuatku makin ingin mengenalmu.

Tapi meskipun begitu, aku tak pernah punya keinginan untuk mencari tahu siapa dirimu sebenarnya, dari mana asalmu meskipun aku menyadari kita datang dari negara yang sama. Dan beruntungnya, aku tak perlu mencari tahu itu semua ketika aku kembali dipertemukan denganmu di pesawat yang sama. Duduk tepat di nomor kursi setelahku.

Aku selalu merasa semua itu sudah ditakdirkan terjadi. Pertemuan-pertemuan kita bukan hanya sekedar kebetulan. Dan benar saja, ketika pada akhirnya kita menjadi sangat dekat seperti sekarang ini meskipun aku sendiri tak tahu kenapa kita bisa menjadi kita yang sekarang.

Satu hal yang aku syukuri pada akhirnya adalah, aku tak ragu untuk memintamu berdiri disisiku, bersamaku untuk selamanya. Melihat ayahmu yang datang sambil menggandeng tanganmu yang hari itu sangat anggun dengan gaun putih panjang menjuntai. Membawamu kedalam genggamanku diatas altar. Mengucap janji setia kita sehidup semati.

Pernah kau bayangkan tidak, bagaimana hatiku ingin meledak saking bahagianya? Senyuman itu bahkan tak pernah luntur hingga semua orang hilang dan hanya kita berdua yang tersisa.

Mungkin aku tak pernah menyadari jika sejatinya aku telah jatuh hati padamu tepat ketika wajah memerahmu itu menerobos masuk ke dalam kamar hotelku. Aku mungkin juga tak menyadari jika aku tak bisa jauh darimu ketika kita sama-sama turun di terminal kedatangan sekembalinya dari Bali. Tapi satu hal yang perlu kau tahu, aku akan terus menyadari jika aku mencintaimu. Akan selalu mencintaimu sampai nafas ini tak lagi berhembus. Akan selalu memupuk rasa itu setiap saat. Dan satu hal lagi, rasa cinta itu akan tumbuh subur setiap detiknya.

"Kenapa memandangi wajahku seperti itu?"

Matamu adalah jendela duniaku. Aku selalu merasa telah menjadi laki-laki paling sempurna ketika aku tahu wajah ini akan jadi hal pertama yang sepasang mata itu akan lihat di setiap paginya.

"Kau cantik."

Sudah lewat berapa tahun kita seperti ini tapi aku bersumpah, wajahmu tak pernah terlihat tak cantik dan membosankan di mataku.

"Tak bosan memujiku setiap paginya, tuan Lee?"

Suara tawamu di pagi hari bisa menjadi musik paling indah yang mungkin akan membangun suasana hatiku beberapa jam kedepan. Dan tawa itu akan selalu aku dengar setiap paginya.

"Tidak. Karena memang kenyataannya seperti itu, nyonya Lee."

Kau terkekeh kecil sambil menggerakan jarimu dan mencubit hidungku perlahan.

"Gombal."

Kita akan menghabiskan waktu cukup lama berpelukan diatas tempat tidur dengan tubuh terbenam di dalam selimut sebelum akhirnya terbangun dan mulai melakukan pekerjaan kita masing-masing. Ritual wajib yang selalu ku sukai.

"Anyway, i haven't done my morning report queen." Aku selalu suka ketika kepalamu bersandar di dadaku. Membuat hidungku lebih mudah menghidu aroma segar yang selalu menguar dari rambutmu.

"Morning report apa?"

"Morning report bahwa pagi ini aku masih mencintaimu dan mungkin mencintaimu lebih besar dari kemarin." Semburat merah itu akan muncul di kedua belah pipimu. Membuat wajahmu terlihat lebih cantik. Dan disaat seperti inilah aku tak akan pernah bisa menahan diriku untuk tak mengecup gemas bibirmu. "Good morning and i love you, Koeun."

"I love you too, Mark."

Aku akan selalu merasa sempurna karena aku bisa mendengar jika kau sendiri juga masih mencintaiku. Mendekap erat tubuhmu kedalam pelukanku, mencuri sekali dua kali ciuman kecil di pipi, dahi dan bibirmu, serta tak hentinya mengatakan jika aku mencintaimu. Semua itu lebih dari cukup untuk membuatku tetap memiliki tujuan hidup.

Eun, berjanjilah untuk terus seperti ini. Untuk terus berada di sebelahku. Terbangun di sisiku. Memandang wajahku dengan tatapan penuh cinta seperti itu dan saling menggenggam tangan.

Karena percayalah, ketika aku menggenggam tanganmu maka disitulah aku menyadari jika duniaku masih ada dalam jangkauanku.

You are my world, my queen, mom for my children, my everything.

Please promise me, we'll always be like what we now.

Together with you, everything will be okay.

I love you, Koeun.






























Cringe ya? Maapkan diriku ini hehe
Kebetulan bgt hari ini lagi masuk ke zona soft hour for markoeun, jadi aku pasti akan kebayang momem sweet2nya mereka berdua

Oh, i love them so much

Aku selalu berharap dua anak ini cepet dipertemukan kembali :')

WHAT IF? (mark + koeun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang