Chapter 37

2.7K 175 196
                                    

Selamat datang di chapter 37

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo (biasanya suka lari sana sini)

Thanks

Happy reading and happy weekend

Hope you like it

❤❤❤

_____________________________________________

Bohemian Rhapsody by Queen

_____________________________________________

I wanna have many times to see you and spending that time with you as long as we can do

Jayden Wilder
______________________________________________

—Jayden Wilder______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim semi
Summertown, 3 Maret
22.05 p.m.

Dengan kalimat yang sebenarnya bermakna harfiah, tetapi karena ditambahkan bumbu konotatif dalam tindakan, aku sukses memancing rasa penasaran Melody. Sehingga berhasil menggiring wanita mabuk tersebut keluar dari kelab malamku yang sudah kutitipkan pada Liam dan yang lainnya.

Dalam perjalanan ke penthouse, ia muntah di lantai mobilku. Lalu jatuh tertidur di jok mobil anggota klan lain yang mengikutiku—yang terpaksa kupinjam—pasca membersihkan mulutnya menggunakan air mineral.

Karena fakta inilah hatiku tercubit. Membayangkan Tito yang selalu mengurusku setiap kali aku mabuk. Tak kenal tempat dan waktu. Jadi, kuputuskan untuk membiarkan pria itu main-main dengan wanita malam ini sesukanya. Asal tidak lupa dengan pekerjaannya.

Keesokan paginya, Melody mengeluh panjang tentang kepalanya yang pusing dan perutnya yang pengar. Dan aku semakin menggodanya dengan sindiran-sindiran supaya ia kapok tak mabuk lagi. Beruntungnya calon istriku menurut meski menyuguhkan mulut paruh bebek.

Hendak membicarakan negosiasi tanggal pernikahan kami, Alfred dan Tito terburu datang menjemputku. Dan kami pun kembali sibuk dengan urusan masing-masing hingga seminggu lamanya.

Puncaknya ketika Alfred membuat janji temu dengan CEO Utama Raya bernama Erlang Eclipster di Brooklyn dalam tiga hari ke depan. Itu artinya aku harus berangkat ke sana besok lusa. Dan aku belum memberitahu Melody, karena—lagi-lagi—jadwal kami padat mirip es batu di freezer.

JAYDENWhere stories live. Discover now