Chapter 17

3.7K 267 271
                                    

Selamat datang di chapter 17

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai jika ada typo

Thanks

Well, happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

______________________________________________

One last breath by Creed

______________________________________________

Jika kau ingin memancing rubah, bakarlah rumahnya
Pasti mereka akan keluar dengan sendirinya

-Rooftop Prince
______________________________________________

-Rooftop Prince______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jakarata, 7 Januari
10.30 WIB

Dengan seringai tak kalah licik dan smirk smile andalanku agar terkesan lebih menyeramkan, tanpa diperintah, aku duduk di kursi depan meja kerja wanita itu. Berikut menyandarkan punggung seirama dengan kaki-kakiku yang kuselonjorkan di meja dan jari-jemari yang saling bertautan, seperti sepasang kekasih yang saling bergelut rindu. Sedangkan Alfred yang membawa tas kerja berisi tablet dan revolver berperedam dalam kantong anti detector, berdiri di sampingku.

"G-gimana bisa kamu ke sini sebagai calon partner Heratl?" tanya wanita itu, berusaha menormalkan suasana wajahnya yang kaget tiada tara. Tatapannya tidak berpindah dariku, sementara tangannya mengais gagang telepon.

"Mau telepon siapa, Ma?" tanyaku tanpa menjawab pertanyaannya. Nada geli dalam suaraku tidak kubuat-buat.

Setelah dipikir-pikir, sudah lama aku tidak merasakan kesenangan semacam ini. Bagai pemburu yang bermain-main dengan hasil tangkapannya sebelum menyabik-nyabik dagingnya untuk dimakan. Atau bisa jadi predator yang hanya melakukan perburuan sebagai olahraga, tanpa memakan mangsanya. Sangat puas melihat wajah ketakutan di seberang mejaku. Semua komponen ini, menjadikan semangatku kian berkobar.

Namun, aku akan bersabar. Tidak gegabah atau tergesa-gesa. Bagaimanapun juga, penyiksaan ini akan kubuat selama mungkin untuk memuaskan dahagaku. Seperti kataku: sampai ia memohon sendiri untuk mati. Semakin menarik, bukan?

JAYDENWhere stories live. Discover now