Selamat datang di chapter 18
Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen
Tandai jika ada typo
Thanks
Happy reading everyone
Hope you like it
❤❤❤
______________________________________
End of the begining by Black Sabbath
______________________________________________
Aku menyadari, hidup itu tidak melulu tentang Jayden
Aku harus menjalaninya meski tanpa pria itu—Berlian Melody
______________________________________________Musim dingin
Oxford, 9 Januari
08.00 a.m.Bunyi nada dering dan getar ponsel yang berada dalam genggamanku menyita perhatianku yang semula mengarah pada sebuah pintu unit apartemen. Kupikir, pemilik hunian di hadapankulah yang menelepon, tetapi rupanya sangkaanku keliru. Meski sejatinya sangat ingin bertemu dan mengobrol dengan Umar Al-Khareem sekarang—karena itulah aku berdiri di sini, akan tetapi, bukan pria itu yang ingin bicara padaku melalui saluran seluler, melainkan kak Jameka Michelle.
Jantungku yang semula bekerja normal sontak mengubah detaknya menjadi sepuluh kali lipat lebih cepat dari kinerja normal. Berlebihan? Kurasa tidak. Sebab selalu begitu kalau sedang berhubungan dengan sesuatu atau seseorang yang erat kaitannya dengan Jayden.
Aku mereka-reka. Ada apa lagi kali ini? Mengingat terakhir kali mengobrol dengan kak Jameka sesudah insiden di penthouse Jayden, rasa-rasanya tidak ada lagi segala urusan yang berkaitan dengannya—walau kami selalu berkomunikasi dengan baik tanpa membahas Jayden lagi.
Kugeser layar gawaiku dan kutempelkan di telinga sambil menjauh dari pintu.
“Dear,” panggilanya gugup. Dan kegugupan itu berhasil ditularkan padaku. Tubuhku pun didera rasa tidak nyaman.
“Mel, sekarang lo di mana? Gawat, Mel.”
“Kenapa, Kak? Ada apa? Gawat gimana?” tanyaku beruntun. Tak sabar mengetahui hal gawat apa yang akan disampaikan kak Jameka dan tidak ingin wanita itu mengetahui lokasiku sekarang. Mudah-mudahan, tidak menyeret-nyeret nama Jayden.
YOU ARE READING
JAYDEN
RomanceJe Me SERIES 2 DARK ROMANCE, MAFIA'S STORY __________________________________________________ Gara-gara tua bangka itu, Jayden Wilder menganggap cinta hanyalah sebuah fantasi belaka. Namun, teori tersebut terbantahkan ketika bertemu dengan Berlian M...