Chapter 6

4.8K 306 294
                                    

Selamat datang di chapter 6

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tolong tandai jika ada typo

Thanks,

Well, selamat membaca

Semoga suka

❤❤❤

_____________________________________________

I miss you - Blink 128

_____________________________________________

Perasaanku ini aneh
Suatu kali aku mencintaimu
kali lain aku membencimu dengan berbagai alasan
akan tetapi, hatiku selalu menyebutkan bahwa
aku sangat merindukanmu

Jayden Wilder
_____________________________________________

—Jayden Wilder_____________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim dingin
Cambridge, 20 Desember
16.01 p.m.

“Apa gue bilang? Apa gue bilang?” teriak Tito sembari berjalan mondar-mandir di depanku bersama rokok yang diselipkan di antara jarinya dan dengan tampang menuduh. “Gue bilang jangan ikut-ikutan urusan orang! Apalagi itu orang awam!”

“Lo sendiri juga ikutan bantu gue,” balasku sebelum membebaskan asap rokok yang kuisap ke udara melalui hidung dan mulut.

Tito berhenti dan berkacak pinggang. “Terus, gue harus lihat lo babak belur dihajar gitu? Sahabat macem apa gue sampai tega ngelakuin itu?”

Thanks,” jawabku ringkas. Beralih mengedarkan pandangan ke arah orang-orang yang ramai merayakan kesuksesan jagoan mereka yang memenangkan balapan liar.

Kedua belah pihak tidak tahu bahwa aku menyisipkan semacam trik supaya semua pihak meraih keuntungan, termausk aku, seperti yang selalu kulakukan di Indonesia.

Meski sangat berisiko, aku dan Tito memilih balapan liar di arena dekat sungai Cam yang sepi perumahan atau bangunan dan lebih terlihat seperti hutan. Namun, ada jalanan yang cukup untuk kendaraan lewat. Aku melakukan ini demi membiayai hidupku dan Tito di Cambridge sebab tidak cukup kalau hanya mengandalkan beasiswaku. Lagi pula aku bosan kalau terus-menerus belajar meski semua tugas kampus selalu kuselesaikan tepat waktu dan sebaik mungkin.

JAYDENWhere stories live. Discover now