Chapter 36

2.7K 203 177
                                    

Selamat datang di chapter 36

Well, tinggalkan jejak dengan vote dan komen

Tandai juga jika ada typo yang suka banget gentayangan sana sini

Well, happy reading everyone

Hope you like it

❤❤❤

_____________________________________________

When the sky comes looking for you by Motorhead

______________________________________________

Jangan pikir
hanya wanita saja yang bisa rumit
Pria juga bisa
Keliahatannya saja yang santai

Jayden Wilder

_______________________________________________

_______________________________________________

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Musim dingin
Summertown, 27 Februari
06.00 a.m.

Pukul enam pagi, alarm rutin menendang-nendang gendang telingaku supaya bangun. Setelah hampir seharian keliling wilayah bisnis klan Davidde, makan malam bersama Melody lalu aku mengawasi ke The Black Casino and Pub hingga hampir dini hari dan akhirnya limbung di kasur penthouse Summertown, sekarang badanku pegal-pegal.

Namun, aku harus ke gedung The Black Casino and Pub Manchester untuk rapat pagi. Membahas perkembangan perizinan tanah dan pendirian bangunan. Walau harus berat hati meningalkan kasur empuk yang masih melambai-lambai minta dibelai karena jablay, rutinnitas mandi pagi harulah terlaksana.

Ponselku berdering ketika sedang merapikan dasi di depan cermin. Aku meliriknya sekilas, lalu bergegas menjawab telepon.

“Morning ...,” sapa suara alto feminin di seberang. Keceriaanya membelai telinga kendati masih serak. Kutebak ia pasti baru bangun tidur.

Morning,” jawabku singkat sambil tersenyum. Meskipun tahu ia tidak bisa melihat senyumku. Namun, entahlah, aku hanya senang mendengar suaranya. Lumayan meningkatkan semangatku untuk bekerja.

Kudengar ia menguap. “Baru bangun?” tanyaku sambil berjalan menuruni anak tangga pasca memakai pantofel hitam mengilatku menuju dapur.

“Ya, aku langsung nelepon kamu,” jawab Melody. “Jangan lupa sarapan, Jayden.”

“Gimana mau sarapan? Kamunya nggak ada.”

JAYDENWhere stories live. Discover now