Page 73.

1.1K 162 81
                                    

Berita kematian Jung Kyungho pagi itu langsung tersebar di kalangan rekan maupun saingan bisnisnya, dan duka mendalam di alami oleh Keluarga Jung yang harus kehilangan Kepala Keluarga mereka.

Hoseok tak henti-hentinya menangis setelah Jiyoung menyampaikan kabar kehilangan tersebut. Sedangkan Daehyun, dia sudah lebih tenang dari sebelumnya, namun belum bisa berbicara dengan orang lain di saat ia hanya duduk di lantai dan bersandar dengan lemah pada dinding di ruangannya.

Tak ada satupun dari rekan-rekannya yang berani mendekatinya. Hanya terkadang Kihyun dan Jooheon yang sempat melihatnya dari ambang pintu tanpa berani untuk menegur untuk sekedar memastikan keadaan senior mereka itu. Dan di saat saudara yang paling tua tak mampu di andalkan di saat-saat seperti ini, maka Youngjae lah yang berperan sebagai Kepala Keluarga pengganti dan mengurus semuanya.

Pintu ruangan kembali terbuka, namun tak kunjung sanggup menarik perhatian dari tatapan kosong yang hanya menatap lantai di hadapannya. Youngjae masuk dan kembali menutup pintu dari dalam sebelum berjalan menghampiri Daehyun.

Menghentikan langkahnya di hadapan Daehyun. Youngjae menjatuhkan tatapan prihatinnya pada kondisi keluarga kecilnya yang harus mengalami kondisi buruk seperti ini. Terlebih Daehyun. Youngjae sama sekali tidak menyangka bahwa kematian sang ayah telah membawa pengaruh yang begitu besar bagi sang kakak.

Selama ini di mata Youngjae, Daehyun adalah sosok yang sangat dewasa dan mampu di jadikan sebagai panutannya. Namun setelah melihat kondisi sang kakak sekarang ini. Dia mulai ragu. Ragu akan kemungkinan terburuk jika sampai ada satu orang lagi yang pergi meninggalkan sang kakak.

Menghembuskan napas berat yang terdengar lembut. Youngjae merendahkan tubuhnya, memutuskan untuk duduk bersebelahan dengan sang kakak yang bahkan tak menunjukkan respon akan kedatangannya.

Di perhatikannya wajah itu dari samping. Dia lalu berucap, "ayah sudah di pindahkan ke Rumah Persemayaman."

"Kenapa Tuhan begitu tidak adil padaku?" sebuah gumaman tanpa perasaan keluar dari mulut Daehyun, semakin menarik simpati dari si Pengacara.

"Jung Daehyun-"

"Kenapa aku harus hidup sendiri?" kalimat kedua yang menghentikan ucapan Youngjae dan masih tanpa ada perasaan yang tercurah dari nada bicaranya selain hanya sebuah tuntutan yang di tujukan kepada Tuhan nya, "kenapa aku harus hidup sebatangkara? Aku berdosa, tapi ini sangat keterlaluan."

"Sadarlah, kau masih memiliki kami. Kau masih memiliki Hoseok."

"Hoseok bukanlah adikku, dia bukan adikku."

Satu pernyataan yang lolos seiring dengan airmata yang kembali terjatuh. Namun pernyataan itulah yang membuat Youngjae tersulut oleh amarahnya. Dia segera bangkit dan mencengkram kerah baju Daehyun, lalu memojokkannya. Membuat kepala itu sedikit terangkat namun tanpa membuat kontak mata.

"Jangan mengatakan itu. Kau sendiri yang mengatakan bahwa dia adalah adikmu. Jangan berani-beraninya kau mengatakan hal itu di depan Hoseok."

"Aku tidak buta, aku tidak bodoh. Anak itu bukanlah adikku."

"Jung Daehyun!" Youngjae membentak, merasa marah akan pernyataan Daehyun meski ia memahami kondisi Daehyun saat ini. Youngjae semakin menguatkan cengkramannya, memberikan sebuah peringatan. Namun suaranya terdengar lebih tenang.

"Aku tahu kau tidak bodoh, kau hanyalah pria brengsek... Kau sedang terluka tapi bukan berarti kau harus melukai orang lain. Kau pikir semua ini akan adil saat kau melukai Hoseok? Hentikan! Gunakan akal sehatmu. Hoseok bukanlah orang yang harus menanggung semua ini, sadarlah."

GOODBYE DAYS [Spring Version]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें