Page 46.

1.3K 191 90
                                    

   

    Taehyung sedikit mendongak untuk melihat kantong infus yang terhubung dengan punggung tangannya. Setidaknya dia telah terduduk di ranjang hampir tiga puluh menit lamanya setelah ia sadarkan diri, sedangkan Daehyun terlihat tengah menyibukkan diri di meja kerjanya.

    Kepala Taehyung berangsur membaik, tidak lagi berat seperti saat ia terbangun. Namun dia tidak bisa langsung pulang ketika Daehyun menahannya dan memintanya untuk tetap berada di sana hingga infusnya habis.

    Dia kemudian menjatuhkan pandangannya pada Daehyun. Merasa ragu untuk menegur, namun tangannya sudah merasa gatal ingin mencabut jarum kecil yang menusuk punggung tangannya. Bukan gatal dalam artian seperti reaksi alergi terhadap sesuatu, hanya saja dia yang memang tidak nyaman dengan infus atau alat medis lainnya meski pada kenyataannya dia sudah akrab dengan benda-benda semacam itu.

    Takut-takut dia menegur, "S...saem."

    Daehyun mengalihkan perhatiannya dari berkas di hadapannya dan kemudian beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri pemuda yang sedikit memucat tersebut. Hanya ada seulas senyum yang sedikit berbeda dari senyum yang selalu ia tunjukkan selama ini.

    Terlihat sedikit kekhawatiran dalam senyum itu, yang kemudian mengantarkannya untuk duduk di samping pemuda yang memperhatikan setiap pergerakannya tersebut. Hingga pada akhirnya mempertemukan pandangan mereka kembali.

    "Ada apa? Apa ada yang sakit?"

    Suara Daehyun melembut dan sedikit membuat Taehyung merasa asing, terlebih dengan seulas senyum tipis tersebut.

    Taehyung menggeleng dan berucap, "aku sudah tidak apa-apa. Infusnya sudah habis, aku boleh pulang kan?"

    Daehyun sekilas melihat ke arah kantong infus, dan benar bahwa infus tersebut hampir habis. Dia pun segera memutus aliran infus tersebut dan kembali menjatuhkan pandangannya pada Taehyung. Namun tak ada kata yang terucap ketika ia yang justru melepaskan infus dari punggung tangan Taehyung, dan membuat Taehyung sedikit merasa canggung. Berpikir bahwa mungkinkah dia sudah berbuat sesuatu yang salah.

    Daehyun memasang plester kecil pada bekas jarum di punggung tangan Taehyung setelah mengusapnya menggunakan kapas yang telah di basahi oleh alkohol sebelumnya. Dia kemudian mengarahkan pandangannya pada wajah Taehyung dan sedikit menarik senyumnya agar lebih lebar, namun sayangnya senyum itu justru memberikan artian yang berbeda. Di genggamnya lembut tangan pemuda tersebut.

    "Kepalamu sudah tidak pusing?"

    Taehyung menggeleng.

    "Ssaem ingin bertanya padamu."

    "Apa yang ingin Ssaem tanyakan padaku?"

    "Sejak mengunjungi Ssaem di Rumah Sakit waktu itu. Seberapa sering kau sakit?"

    Taehyung sekilas memiringkan kepalanya, mencoba mengingat-ingat hal yang tak ia yakini sebelum pandangannya yang kembali tertuju pada Daehyun.

    "Tidak sering. Aku hanya sesekali demam saat malam hari."

    "Seberapa sering?"

    "Aku tidak yakin, tapi seperti sering." ralat Taehyung, dan mengakhiri perkataannya dengan seulas senyum lebar yang turut membuat Daehyun sedikit menarik lebih lebar sudut bibirnya.

    "Ayo, Ssaem antar pulang."

    Raut wajah Taehyung menunjukkan reaksi keterkejutan ketika Daehyun mengatakan hal tersebut. Buru-buru dia menggeleng, namun hal itu membuat kepalanya menjadi pusing kembali sehingga mengharuskan satu tangannya menetap pada keningnya.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now