Page 34.

1.3K 183 95
                                    

Tiga hari berlalu, dan selama itu pula Taehyung terkurung di dalam rumah karna Seokjin menentang keras keinginan nya untuk pergi ke sekolah atau pun mengunjungi Daehyun di Rumah Sakit.
Setiap hari nya ia habiskan dengan beraktivitas di dalam rumah seorang diri, merasa kesepian karna Jimin tidak pernah mengunjungi nya dan tanpa perlu bertanya dia sudah tahu alasan mengapa sahabat karib nya itu tak kunjung menampakkan diri.

Selama tiga hari penuh dia menjadi anak yang penurut, tak pernah menyanggah ucapan Seokjin sedikit pun. Dan di hari ke empat ini, dia terlihat kembali mengenakan seragam sekolah nya.
Menanggalkan perban yang berada di kepala nya dan menyisakan gibs yang masih belum ingin terlepas dari tangan kanan nya yang di kaitkan dengan leher nya menggunakan kain putih. Dia berjalan menuruni anak tangga dengan ransel yang menggantung dengan pasrah di tangan kiri nya dan segera bergegas menuju ruang makan di mana anggota keluarga yang lain telah menunggu.

"Selamat pagi..." Sapa nya dengan lesu dan menempati tempat duduk nya yang berseberangan dengan Seokjin.

"Pagi..." Seokjin menjadi orang pertama yang menjawab, di susul oleh sang ayah dan di akhiri oleh sang ibu yang kemudian bergabung di meja makan.

Sebelah alis Boyoung terangkat sekilas ketika ia tak sengaja melihat sesuatu yang berbeda pada putra bungsu nya, di mana pergelangan tangan yang sebelumnya kosong telah terisi oleh sebuah jam tangan.

"Taehyung-a..." Teguran halus Boyoung yang menarik perhatian semua orang.

"Kau mendapatkan jam tangan baru?"

Perhatian kedua pria dewasa di sana langsung tertuju pada Taehyung, lebih tepatnya pergelangan tangan nya.

"Aku mendapatkan nya dari Hyeong." Cetus Taehyung dengan santai tanpa menyadari bahwa pernyataan tersebut telah membuat dahi Seokjin mengernyit, merasa aneh karna dia merasa tidak pernah membelikan jam tangan untuk si bungsu.

"Kapan aku membelikan nya untuk mu?" Ujar nya kemudian, mengakhiri rasa keheranan nya.

"Hyeong memberikan ini sebagai kado ulang tahun ku, apa Hyeong sudah lupa?"

"Ne?" Gumam Seokjin dengan raut wajah yang tampak bingung.

"Hyeong yang memberikan nya, kenapa malah lupa? Dasar orang aneh." Gerutu Taehyung, tanpa tahu bahwa bukan itu hadiah yang di belikan Seokjin untuk nya.

Seokjin yang masih terlihat bingung, sejenak menggaruk pelipis nya. Mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi dan dia baru sadar bahwa mungkin saja hadiah nya tertukar dengan milik orang lain, tapi bagaimana bisa.

"Hyeong ingat tidak?"

Suara Taehyung yang tiba-tiba meninggi sedikit membuat nya tersentak akan lamunan nya, bisa di lihat nya tatapan menyelidik dari si bungsu yang tertuju pada nya.

"Ingat tidak? Atau jangan-jangan... Hadiah nya tertukar." Tebak Taehyung.

"Eih... Bicara apa kau ini, tentu saja aku memang membelikan nya untuk mu. Kenapa juga aku harus menukar nya?" Elak Seokjin yang segera memalingkan wajah nya sembari tertawa ringan meski tawa nya terdengar begitu mencurigakan.

Di bandingkan dengan jujur dan malah di amuk oleh si bungsu, dia lebih memilih untuk diam. Lagi pula jika di lihat-lihat harga jam tangan yang kini di pakai oleh Taehyung, sepertinya lebih mahal di bandingkan dengan dasi yang ia beli untuk kado ulang tahun nya.

"Jika ingat, kenapa wajah Hyeong terlihat seperti orang bodoh?" Sarkas Taehyung.

"Ya! Apa kau baru saja mengatai kakak mu sendiri?"

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now