Page 21

1.6K 217 52
                                    

Pagi yang sedikit bising di halaman Kediaman keluarga Kim ketika si bungsu yang tak sabaran terus saja meneriaki sang kakak yang tak kunjung keluar dari rumah di saat kedua orang tua mereka hanya bisa berdiri berdampingan di teras rumah dengan senyum yang merekah ketika melihat betapa antusiasnya putra bungsu mereka pagi itu.

"Hyeong... Cepat sedikit! Jika aku tertinggal bagaimana?" Pekiknya yang sudah menenteng kopernya.

"Sabar sedikit, Hyeong mu sedang mengganti baju." Teguran halus Boyoung yang di abaikan ketika ia kembali berteriak.

"Untuk apa ganti baju? Keretanya akan berangkat satu jam lagi, jika aku di tinggal bagaimana? Dasar orang menyebalkan!" Kesalnya sembari menghentakkan kakinya dengan sebal dan justru membuat kedua orang tuanya tertawa.

"Jika aku terlambat, Hyeong sendiri yang harus mengantar ku ke Gunung Jiri" Ancamnya.

"Taehyung-a..."

"Hyeong....." Teriak nya kembalj yang justru terdengar seperti dia yang tengah merengek dan hampir menangis, jelas saja dia begitu antusias karna ini pertama kalinya dia mengikui Study tour karna di tahun-tahun sebelumnya ada saja halangan yang membutanya tak bisa mengikutinya.

"Seokjin Hyeong...."

"Aigoo, aigoo. Siapa yang sudah membawa anak harimau kemari?" Gerutu Seokjin yang muncul dari belakang orang tuanya.

"Hyeong!" Bentak Taehyung yang kembali menghentakkan kakinya dan justru membuat Seokjin berhenti di tempat.

"Kenapa? Kenapa melihat ku seperti itu?"

"Cepat berangkat sekarang! Kenapa malah berhenti di situ? Aku bisa terlambat."

Seokjin tiba-tiba melebarkan senyumnya, sudah sangat lama dia tidak melihat si bungsu seperti itu karna seingatnya Taehyung sudah jarang merengek ketika memasuki SMA.
Tak ingin mendapat auman dari anak harimau itu kembali, Seokjin pun segera turun ke halaman.

"Kami pergi dulu." Pamitnya ketika melewai kedua orang tuanya, dia sekilas mengusak kepala Taehyung dan meraih koper di tangan nya. Memasukkannya ke bagasi di saat si bungsu yang segera masuk ke dalam mobil.

"Hati-hati, jika sudah sampai hubungi kami." Seru Boyoung.

"Ne...." Balas Taehyung, diapun melambaikan tangan kepada orang tuanya ketika mobil sang kakak mulai berjalan meninggalkan halaman rumah mereka.

Suasana hatinya benar-benar baik pagi itu, senyum yang tak pernah hilang dari sudut bibirnya meski selama perjalanan dia sering mendebat kakaknya yang tidak cekatan.
Dan setelah hampir tiga puluh menit perjalanan, keduanya sampai di stasiun kereta api.

Seokjin menurunkan koper Taehyung yang langsung menyabarnya dengan tak sabaran. "Aku pergi." Ujarnya yang hendak berlari ke arah rombongan nya namun Seokjin tiba-tiba menahan lengan nya.

"Eih.... Anak ini." Dia langsung membalik tubuh si bungsu dan memeluknya.

"Jika ingin pergi, berpamitanlah yang sopan."

"Aku sedang buru-buru."

Seokjin melepaskn pelukan nya dan beralih menepuk puncak kepala si bungsu. "Selalu berhati-hati dan jangan berlarian saat kau berada di Gunung, jika terjadi sesuatu cepat panggil Guru mu."

"Aku tahu, aku bukan anak kecil jadi berhenti memperlakukan ku seperi anak kecil. Aku pergi." Ujarnya yang penuh dengan penekanan di setiap katanya.

Dia kemudian segera berlari menuju rombongan dengan menggeret kopernya, meninggalkan sang kakak yang melihat punggung kecilnya yang semakin mengecil dengan seulas senyum tipis dan bergegas meninggalkan stasiun ketika penglihatan nya memastikan bahwa si bungsu telah bergabung dengan rombongan nya.

"Taehyung-a..." Seru Jimin ketika melihat kedatangan nya dan segera bergegas menghampirinya.

"Kau datang?"

"Tentu saja aku datang, memangnya kenapa aku harus tidak datang?"

"Aku pikir kau sakit lagi seperti tahun kemarin, kau kan selalu sakit setiap kali ada Study tour." Ujar Jimin mengingatkan dan membuat sebuah cengiran terlihat di wajah Taehyung di saat ia menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal.

"Aku kan tidak tahu jika aku akan sakie."

Jimin kemudian menepuk bahunya tidak terlalu keras. "Sudah, cepatlah isi absen mu."

Taehyung kemudian mengikuti langkah Jimin unuk mengisi daftar kehadiran, dan setelah kereta datang, satu persatu dari mereka masuk ke dalam kereta dengan tertib untuk mempermudah para Guru yang menjadi penanggung jawab dalam Study tour kali ini mengabsen mereka.

"Ayo, ayo. Jangan sampai ada yang tertinggal."

Semua masuk dengan tertib dan ketika Taehyung hendak masuk ke dalam kereta, sebuah tangan mendarat di atas kepalanya dan membuatnya mendongak. Mendapati senyuman hangat itu kembali meski hanya sekilas, dan perjalanan mereka pun di mulai dengan menggunakan kereta api untuk mempercepat perjalanan dengan membawa murid yang kurang lebih berjumlah seratus orang.

Perjalanan yang memakan waktu selama kurang lebih tiga jam tersebut di isi oleh canda tawa yang terlontar dari para pelajar yang menikmati pemandangan di luar, sesekali mereka memekik ketika menemukan hal baru. Ada juga yang menyombongkan diri karna sudah berkali-kali melewati rute yang sama dan tanpa terasa mereka sudah sampai di tempat tujuan.

Dari stasiun berikutnya, mereka beralih menaiki Bus untuk menuju penginapan dan mereka di bagi menjadi dua rombongan, tampak masih terdengar gelak tawa yang saling bersahutan ketika mereka kembali memulai perjalanan.
Namun kebisingan itu segera memudar ketika beberapa pelajar memutuskan untuk beristirahat di dalam Bus dan melewatkan pemandangan alami yang tunjukkan oleh alam di sekitar mereka.

Beberapa Guru tampak memeriksa keadaan para murid didiknya, tak terkecuali Daehyun yang kebetulan satu Bus dengan Taehyung. Sesekali dia berhenti untuk mengambil barang salah satu pelajar yang jatuh karna tak sengaja menjatuhkan nya saat mulai terlelap.
Dia sekilas melihat ke arah Jimin dan Taehyung yang erlelap dengan kepala yang saling menyatu dan juga tangan Taehyung yang masih memegangi ponsel dengan layar yang menyala.

Menyadari hal itu pun, dia perlahan mengambil ponsel tersebut. Mematikannya dan kemudian menaruhnya di pangkuan Taehyung sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

"Aigoo... Sudah sepi juga ternyata." Keluh Jeon Ssaem ketika kembali ke tempat duduknya dan di susul oleh Daehyun.

"Mereka mungkin kelelahan." Daehyun menyahuti.

"Tentu saja mereka lelah, selama perjalan di kereta api mulut mereka tidak berhenti untuk bercanda."

Kedua Guru itupun saling melempar tawa ringan meski pada dasarnya Daehyun bukanlah seorang Guru melainkan seorang Dokter, tapi karna dia di tugaskan di sekolah secara otomatis orang-orang di lingkungan tempat kerjanya akan menyesuaikan panggilan nya dan memanggilnya dengan sebutan Guru.

"Omong-omong, Jung Ssaem pernah kemari?"

"Hanya sekali dan itu juga sudah sangat lama sekali, pasti banyak yang berubah."

"Tentu saja, sekarang pembangunan terjadi di mana-mana. setiap tempat di bangun destinasi untuk menarik pengunjung."

"Benar... Itulah sebabnya kita tidak perlu susah-susah pergi ke luar negeri untuk berlibur."

"Tapi kebanyakan orang memilih berlibur ke luar negeri." Ralat Jeon Ssaem yang pada akhirnya membuat mereka kembali tertawa, menggantikan keheningan yang di sisakan oleh para murid didiknya, sesekali berceloteh tentang hal-hal yang bisa di jadikan sebagai pembahasan untuk sekedar mengisi keheningan sebelum Bus yang mereka tumpangi mengantarkan mereka ke tempat tujuan dan mengembalikan kesadaran dari para anak didik mereka yang sebelumnya terlelap.

Selesai di ulis : 11.07.209
Di publikasikan : 13.07.209


GOODBYE DAYS [Spring Version]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora