Page 29.

1.4K 213 110
                                    

Malam yang semakin larut, udara dingin pegunungan yang mulai merapat menyusup ke dalam kain yang membalut tubuh yang meringkuk dalam kegelapan. Perlahan kesadaran Taehyung mulai kembali sedikit demi sedikit dan saat itu pula, rasa sakit di sekujur tubuhnya lah hal pertama yang ia rasakan dan hal itu pula yang membatasi pergerakan nya.

"Kau sudah bangun?" Sebuah gumaman yang berasal tepat di atas nya.

Dengan wajah yang mengernyit kesakitan, perlahan dia mendongakkan kepalanya dan samar-samar bisa melihat wajah Daehyun yang terbaring berhadapan dengan nya.

"S-saem." Lirihnya meski berniat untuk berbicara dengan lantang, namun sepertinya rasa sakit yang mengambil alih tubuhnya tak membiarkan nya untuk bersuara lebih keras lagi.

"Kau baik-baik saja?" Lagi, Daehyun kembali bergumam untuk memastikan keadaan murid didik nya tersebut, karna dia sudah tersadar sejak beberapa menit yang lalu namun tak bisa berbuat apa-apa ketika ia tak bisa menggerakkan punggungnya yang terasa remuk akibat menghantam pohon yang kini berada di belakang punggung nya.

"Ini dimana?"

"Kita jatuh ke lereng, kau tidak mengingatnya?"

Taehyung terdiam sejenak dan ingatan nya kembali mengulang adegan terakhir sebelum ia tak sadarkan diri, dia ingat bahwa dia berlari dan tersandung sebelum akhirnya jatuh ke lereng bersama dengan Gurunya tersebut.

"Maaf." Gumamnya penuh penyesalan dengan wajah yang sedikit menunduk. "Jika aku tidak ceroboh pasti tidak akan begini."

"Tidak masalah, apa kau terluka?"

Taehyung perlahan mencoba untuk bangkit, namun bukan hanya bagian kepala yang menjadi pusat rasa sakitnya, melainkan juga sikunya yang sepertinya mengalami cedera. Namun dia berusaha untuk bangkit meski sembari menahan sakit dan dengan tangan kiri yang menahan tangan kanan nya.

"Tidak buruk, sepertinya tangan ku cedera." Ujarnya dengan suara yang lebih jelas ketika ia mulai mampu beradaptasi dengan rasa sakitnya, lagi pula dia juga tidak sadar bahwa darah yang keluar dari area kepalanya sudah mengering karna keadaan yang begitu gelap.

"Yang lain tidak ada?"

"Kepala ku sakit, mungkin terbentur sesuatu. Bagaimana dengan Ssaem? Apa Ssaem terluka?"

"Sedikit."

Taehyung mengarahkan tangan kirinya untuk menyentuh bagian kepalanya yang terasa sakit dan tersentak ketika ia tak sengaja memegang bagian lukanya.
Dengan wajah yang mengernyit, dia mengarahkan pandangan ke sekeliling dan pandangan nya hanya mampu menjangkau pepohonan dan juga dedaunan yang terkadang bergerak, entah itu karna angin atau karna ada hewan malam yang bersinggah di sana. Dan saat itulah sisi kekanak-kanakan nya muncul ke permukaan.

Terdapat perasaan takut ketika hanya ada kegelapan yang ia lihat, di tambah suara-suara hewan yang begitu asing di telinga nya. Dia pun mengembalikan perhatian nya pada Daehyun meski ia tidak bisa melihat dengan jelas bagaimana wajah Daehyun saat ini.
Perlahan tangan kirinya meraba-raba dan berhasil mendapatkan lengan Daehyun.

"S-saem, bisa kita pergi dari sini?"

"Wae? Kau takut?"

"Di sini sangat gelap."

"Ssaem tidak bisa."

Sebuah jawaban yang terdengar begitu pasrah yang membuat Taehyung terheran. "Kenapa? Apa Ssaem terluka?"

"Tidak... Ssaem hanya belum bisa bisa bergerak."

"Itu berarti Ssaem sedang terluka." Ujar Taehyung dengan tak sabaran dan mendapatkan tawa kecil dari Daehyun, meski di dengar dari suaranya pun dia seperti tak memiliki niatan untuk tertawa.

GOODBYE DAYS [Spring Version]Where stories live. Discover now