IF I CAN - 29

365 15 0
                                    

"Jika tanpaku kamu masih baik-baik saja, lalu apa alasanmu kembali?"

--

Author POV

Hari ini adalah pelepasan mahasiswa/i yang akan menjalankan PKL di beberapa desa. Hal ini juga menandakan bahwa Andin juga Ari harus berhubungan jauh untuk beberapa waktu. Kurang lebih 1 bulan lamanya.

Saat ini Andin dan juga teman kelompoknya sudah berada di desa tempatnya akan menginap serta memulai interaksi dengan warga desa di sana.

Andin tengah merapikan barang bawaannya, selepas baru saja ia bertemu dengan kepala desa juga Ibu-Ibu Kader yang menangani desa tersebut.

"Ndin, makan yuk? Di panggil sama Bu Nurul tuh, diajak makan bareng," ucap Ziah, salah satu teman kelompoknya.

"Oke, sebentar lagi aku nyusul Zi," balas Andin.

Setelah ia merapikan beberapa barang bawaannya, Andin kemudian menyusul teman-temannya yang sudah berada di rumah Bu Nurul. Salah satu Ibu Kader yang rumahnya hanya berjarak 2 rumah dari tempat yang ditempati Andin juga teman kelompoknya.

"Assalamualaikum," ucap Andin melihat yang lain sudah tengah berkumpul. Menyiapkan beberapa makanan di sana. "Waalaikumussalam, ayo duduk Ndin," ujar Bu Nurul.

Andin langsung mendekat, dan membantu temannya yang tengah menyajikan makanan yang baru saja matang.

Selang beberapa menit, mereka semua sudah duduk melingkar untuk menikmati makanan yang telah disajikan. Bu Nurul dan beberapa Ibu Kader yang begitu ramah pada dirinya juga kelompoknya membuat Andin betah berada di sana.

"Nanti sering-sering makan di sini ya? Biar ramai," ucap Bu Aisyah, salah satu Ibu Kader di desa ini. "Siap, Bu. Pasti itu," jawab Riri, teman kelompok Andin. Hal itu langsung di balas tawa oleh semuanya.

Mereka semua menikmati makanan yang tersaji, diselingi beberapa percakapan yang berisi tentang rencana yang akan dilakukan Andin di desa tersebut untuk 1 bulan ke depan.

--

Siang ini baru saja selesai acara penyuluhan di salah satu sekolah dasar yang ada di desa ini. Bermain dengan anak-anak menjadi cerita yang akan ia ceritakan setibanya nanti ia di rumah.

Sikap ceria yang ditampilkan adik-adik tampak begitu serius memerhatikan apa yang di sampaikan Andin juga teman kelompoknya.

"Ayo adik-adik, siapa yang bisa menjawab pertanyaan Kakak sekarang akan dapat hadiah. Siapa yang mau?" Tanya ziah dengan antusias. "Saya kak," "saya Kak," jawab mereka dengan antusias seraya mengacungkan tangannya.

"Oke, sekarang dengarin pertanyaan Kakak baik-baik, ya?" Ujar Andin.

"Siapa yang bisa sebutin nama-nama buah, yang ada di papan ini?" Tanya Andin seraya menunjuk papan tulis yang telah berisikan gambar buah yang ditempel.

Beberapa anak telah mengacungkan tangan mereka. Ada pula yang menghentak-hentakkan kaki mereka karena terlalu antusias. "Oke adik yang di sebelah kiri satu, dan sebelah kanan satu ya," Andin menunjuk anak laki-laki dan perempuan di tempat yang berbeda. Mereka yang ditunjuk Andin pun maju ke depan.

Berdiri di depan Riri yang berdiri di samping papan tulis. "Kamu yang jawab duluan ya?" Pinta Riri. Riri mulai menunjuk gambar buah yang ada di papan, "jeruk."

Riri menunjuk gambar yang berbeda, "pisang," "apel," "semangka," "manggis," jawab anak laki-laki itu dengan cepat.

"Yeay, jawabannya benar semua," ucap Andin seraya tepuk tangan lalu diikuti yang lain.

[3] IF I CAN [Completed]Where stories live. Discover now