IF I CAN - 13

314 16 0
                                    

"Jika jarak mampu memberi arti, maka jangan ragu jika rindu tak kuasa untuk menanti."

--

Author POV

Hari ini adalah hari pertama Andin turun lahan ke desa, menginjak semester tua yaitu semester 5, membuat Andin lebih sering turun ke masyarakat. Tak terasa memang, hari telah banyak di lalui. Ditempa sedemikian rupa, hingga untuk menyerah terlalu sayang rasanya.

Andin mendapat desa yang jauh dari perkotaan, membutuhkan waktu 30 menit untuk menuju kota. Namun, keadaan di desa ini sangatlah sejuk, dengan hamparan sawah yang begitu hijau, mengiringi perjalanan Andin selama memasuki pemukiman warga.

Dan sayang juga, sinyal di sini agak susah. Susah untuk membuka sosial media, jadi mesti ke kota dulu untuk menemukan sinyal yang lebih baik.

Saat ini, aku dan ketiga temanku tinggal di rumah Pak kades desa tersebut. Dimana kami tidur satu kamar berdua. Sangat nyaman. Itulah yang aku rasakan saat memasuki rumah Pak kades ini, terlebih anggota keluarganya yang sangat ramah dan sangat menyambut kedatangan kami.

Di desa ini kami hanya seminggu, mencari data untuk bahan pkl desa kami nanti.

Untuk saat ini kami ingin beristirahat terlebih dahulu, sebelum nanti sore kami akan turun untuk bertemu dengan responden.

--

"Mari, Bu. Kami pamit dulu," pamit Andin pada Bu Kades sebelum pergi ke rumah-rumah responden untuk mendapat data.

Dengan berbekal alat antropometri seperti timbangan digital, mikrotoa, dan alat pendukung lainnya. Sudah lengkap dalam satu tas jinjing.

Kami berpisah sesuai dengan responden yang kami dapat, Andin ke arah utara, begitu pun yang lainnya yang berpencar, ada yang ke barat, timur dan seterusnya.

Berbicara dengan responden adalah suatu kesenangan yang amat nyata yang dirasakan oleh Andin, mendengar cerita yang disampaikan oleh responden, mendengar keluh kesah yang mereka rasakan. Namun, tak banyak pula responden yang menutup diri, tak ingin diketahui oleh orang lain. Hal ini yang menjadi tantangan Andin untuk bisa mendapat data yang ia inginkan, dengan pelan namun pasti.

Hingga waktu yang dihabiskan pun amat banyak untuk mendapatkan data dari satu responden. Dan hari ini Andin mendapat dua responden. Cukup melelahkan rasanya.

Andin berpamit kepada Bu Asih, responden Andin yang terakhir pada hari ini, "mari, Bu," pamit Andin, "jangan sungkan main-main ke sini lagi ya, Nak," Andin tersenyum, "nggih, Bu. Assalamu'alaikum,"

"Wa'alaikumussalam,"

--

Saat ini Andin dan ketiga temannya sedang mengolah data yang didapatkan pada hari ini. Begadang, bukanlah hal yang baru bagi kami. Sudah terbiasa rasanya, namun malam ini Andin benar-benar merasa lelah. Berjalan begitu jauh, namun ia tak boleh mengeluh. Masih tersisa 6 hari lagi ia di sini, dan semua harus selesai tepat waktu.

Data yang diinput baru selesai pukul 3.05 shubuh, dan mata Andin sudah benar-benar lelah. Teman-temannya sudah lebih dulu tertidur satu jam yang lalu.

Andin meraih ponselnya, seharian ini ia tak pernah memainkan ponselnya itu. Tak sempat mengabari Arkan juga. Dan Andin melihat beberapa pesan dari Arkan, begitu khawatir rupanya.

Mungkin nanti, selepas shubuh Andin akan menghubungi Arkan, setidaknya agar lelaki itu tidak terlalu khawatir padanya.

Andin meletakkan kembali ponselnya di nakas yang berada di samping ranjangnya. Lalu melepas kacamatanya yang terpantri di hidungnya. Mencoba memejamkan mata, beberapa jam untuk melepas penat hingga shubuh memanggil nanti.

[3] IF I CAN [Completed]Where stories live. Discover now