IF I CAN - 20 (spesial part Putri)

365 12 0
                                    

"Belajarlah untuk mengakhiri jika memulai pun tetap membuatmu sakit."

--

Author POV

Benar. Semenjak satu minggu kemarin, Putri dekat dengan Idan. Lebih tepatnya Putri yang mendekati Idan.

Sudah lama, Putri memerhatikan Idan. Sejak Idan dekat dengan Andin juga, melihat usaha Idan untuk tetap dekat dengan Andin.

Dan, saat Andin memutuskan untuk memilih Arkan, hal itu membuat Putri langsung memutuskan untuk mendekati Idan. Sebab, ia tahu bahwasanya Idan akan sakit jika tetap berjuang sendiri.

Hari ini ada rapat mengenai acara temu pisah yang akan dilaksanakan satu bulan lagi. Selesai perkuliahan, Putri pergi menemui Idan. Ingin mengajak lelaki itu untuk makan siang bersama.

Putri mengambil ponsel yang berada di dalam tasnya. Mencari kontak Idan, lalu menghubungi lelaki itu. Berselang beberapa detik, panggilan itu diangkat.

Hallo, ya Put?

Kakak udah selesai kuliah?

Udah, ini baru keluar. Kenapa?

Makan siang bareng, mau?

Di mana?

Di depan kampus saja

Oke, Kakak tunggu di parkiran, ya.

Oke, Kak.

Putri merapikan sisa buku yang masih ada di atas mejanya. Lalu, meraih tasnya dan berlalu keluar kelas menghampiri Idan yang sudah menunggu di parkiran.

--

Putri dan Idan makan dalam keheningan.

"Kak," panggil Putri saat ia baru saja habis meminum es teh yang berada di depannya.

"Kenapa?"

"Boleh aku dekat sama Kakak?" Tanya Putri pelan, berharap Idan tak mendengar suaranya yang hampir menyerupai gumaman saja.

"Saya sudah anggap kamu kayak Adik saya sendiri, Put," balas Idan tanpa menatap Putri. Ia tak ingin memberi harapan lebih pada Putri yang merupakan adalah sahabat dari Andin.

"Lebih dari Adik, boleh? Seperti Kakak menatap Andin sebagai wanita,"

Mau tidak mau, Idan mengangkat pandangannya. Melihat Putri yang kini menundukkan pandangannya seraya memotong daging ayam yang berada di hadapannya.

"Kenapa saya harus menatap kamu sebagai wanita?"

Putri tersenyum, percuma rasanya ia menjelaskan. Karena, sekeras apapun ia menjelaskan tetap saja tidak bisa di saat hati Idan memang saat ini hanya untuk Andin.

Putri menggeleng lemah, "gak ada, Kak. Habisin makanannya, ya. Aku minta tolong setelah ini anterin aku ke kampus, ya? Aku ada rapat soalnya," Idan mengangguk dan melanjutkan makannya kembali dalam diam.

Mungkin Putri harus lebih keras lagi untuk berusaha, ini belum seberapa. Lelaki keras yang berada di depannya ini akan mencair bila ketulusan dari dirinya dirasakan oleh Idan. Ia yakin itu.

--

"Terimakasih ya, Kak," ucap Putri saat dirinya diantar kembali ke kampus. Senyum itu sedikit mengembang dari wajah Putri.

"Sama-sama, saya balik dulu, ya?" Putri hanya mengangguk. "Assalamualaikum," pamit Idan.

"Waalaikumussalam," balas Putri. Melihat punggung Idan yang semakin lama semakin menjauh membuat bahu Putri perlahan turun. Mampukah ia mencairkan dinginnya hati Idan? Sanggupkah dirinya menghapus nama Andin dalam hati Idan?

[3] IF I CAN [Completed]Where stories live. Discover now