11 :: Menyenangkan.

Start from the beginning
                                    

Yona menguap kecil, karena ia datang terlalu pagi, gadis itu memakai waktunya untuk tidur singkat sejenak. Merehatkan diri sebelum kembali berjuang. Melirik jam tangannya dahulu, sepuluh menit lagi waktu murid-murid berdatangan akan dimulai. Yona memejamkan mata kembali, dengan pikiran ke mana-mana. Sejak semalam otaknya tidak pernah berhenti bekerja, ia terus berusaha mencari cara diam-diam, karena sepulang dari sekolah nanti Yona dan tim Cheers akan pergi makan bersama, sesuai janji gadis itu kemarin. Kepala Yona terasa ingin meledak saja karena belum menemukan jalan keluar hingga kini. Ia sudah tidak bisa beralasan lagi.

Semua kebohongan yang pernah Yona ciptakan selalu saja membuatnya terjebak. Dan berakhir membuatnya stres sendiri. Bagaimana ia akan mendapat uang yang banyak untuk mentraktir teman-temannya nanti? Sementara kemarin ia memiliki banyak kesibukan, ia belum sempat mengumpulkan uang.

Menarik napas dalam-dalam, Yona terus berusaha memutar otak. Ingin beralih pada Billy, tetapi lelaki itu belum juga memunculkan diri. Ingin beralih pada yang lain, tetapi waktu yang Yona perlukan untuk memancing mereka tidak cukup sehari. Yona tidak boleh ceroboh untuk hal ini, karena mungkin saja kebohongannya bisa tercium.

Mengusap wajahnya kasar, Yona menaikkan pergelangan tangannya menutup mata. Sepertinya beban yang ia miliki sekarang belum cukup, hingga terus ditambah tanpa tahu kata berhenti.

Saat matahari kian meninggi, Yona kembali tenggelam pada tidurnya. Rasanya nyaman, ia membiarkan tubuhnya sinari langsung oleh cahaya surya yang menghangatkan. Sesaat gadis itu melupakan masalahnya. Tetapi tidak butuh lama, cahaya tadi tiba-tiba menghilang, hangatnya berkurang. Yona spontan membuka mata, dan seketika dipapar oleh wajah Dave yang sedang tersenyum kecil, lengkap dengan tangannya yang melambai.

Tentu Yona tertegun menyaksikan. Dengan posisi dramatis, pandangan rupa Dave dari bawah membuat Yona menegaskan sendiri jika kata-kata manapun yang bisa terangkai, tidak akan pernah mampu menjelaskan betapa indahnya lelaki itu. Tanpa sadar bibir Yona bergerak, membentuk senyuman lebar.

"Yona, lo bisa jatuh cinta sama dia, cepat atau lambat!"

"Nggak ada yang nggak mungkin di dunia ini, Yona!"

Mendadak, ucapan Billy teriang di otaknya. Yona menatap Dave lamat-lamat. Mata mereka beradu lebih intens sesaat. Jika benar ucapan Billy akan terjadi, lalu Yona harus bagaimana?

Dan jujur saja, Yona telah merasakan adanya getaran aneh yang perlahan terasa jika Dave memunculkan dirinya seperti ini.

Menyadari pemikiran yang mulai melangkah jauh, Yona cepat-cepat mengalihkan pandang dan menyakinkan diri jika hal itu bukanlah apa-apa. Rasa itu hanyalah bentuk dari pertemanan mereka yang semakin erat. Yona mengutuk diri sesaat, lalu bangkit dari tidurnya.

"Selamat pagi, Yona," sapa Dave setelah berhasil duduk disamping Yona. Ia memandangi gadis itu, lengkap dengan senyuman yang sepertinya ingin terus mengembang jika berhadapan dengan Yona.

"Pagi," balas Yona sedikit susah payah. Ia menggigit bibir bawahnya, melampiaskan perasaan menggelitik yang sedang ia rasakan.

"Kamu sudah lama di sini?" tanya Dave.

Yona mengangguk kecil. Ia melirik-lirik Dave. "Lo, tau dari mana kalau gue udah dateng?"

"Pak Wanto memberi tahu saya," jawab Dave.

"Lo nanya-nanya ke Pak Wanto? Ngapain? Lo bener-bener nggak ada pekerjaan lain apa?" Yona terkekeh geli, mencairkan rasa canggungnya sendiri.

BeautifuloveWhere stories live. Discover now