Mereka malah berakhir dengan berdiri secara canggung. Melirik satu sama lain tanpa ada yang mau membuka suara. Sampai akhirnya, Koeun berbalik. Kembali menuju pintu penumpang belakang. "Aku lapar, kita makan yuk!"

Mark tahu jika itu hanya salah satu bentuk pengalihan Koeun dari suasana aneh tadi.

Pada akhirnya, mereka makan dalam diam sambil duduk di kap mobil milik Mark. Memandang lurus ke depan sambil terus mengunyah burger ataupun kentang goreng yang mereka pesan barusan. Mark berkali-kali melirik ke arah Koeun. Ingin mengajak sahabatnya itu berbicara. Tapi atmosfir di sekitar mereka sudah terlanjur aneh.

Laki-laki itu berdeham sekali, meminum sodanya sebelum benar-benar menoleh. Melihat ke arah Koeun yang kini merasa ditatap oleh Mark. "Eun...."

"Apa?"

Mark menggigit bibirnya kecil. Menahan rasa gugup ketika pandangan mereka bertabrakan. "Nggak deh, nggak jadi."

"Apaan sih? Aneh banget kamu. Dari dulu masih aja begini, nggak berubah sama sekali." Koeun tertawa dan itu malah membuat Mark merasa lega. Keadaan canggung di sekitar mereka mencair.

"Ya aku kan emang dari dulu begini-begini aja? Apa kamu berharap aku berubah jadi orang lain?"

"Ya enggak juga." Perempuan itu meletakkan burger miliknya yang sisa seperempat. Meminum sodanya dan mengunyah satu batang kentang goreng sebelum berbalik dan kini duduk menatap serius ke arah Mark. "Oh omong-omong nih, kamu sama Mina gimana? Kata Kak Doy kalian deket ya? Udah sampe mana nih progress-nya?"

Ingin rasanya Mark mengelak dari pertanyaan itu. Dia dan Mina tidak dekat. Mereka hanya sekedar teman sekelas biasa. Lagipula sudah ada laki-laki lain yang juga tengah mendekati Mina saat ini. Dan bagaimana mungkin dia bisa menyukai perempuan lain saat yang sebenarnya ia sukai ada di depannya. Duduk dengan mata besar yang menatapnya penuh semangat. Ah, Koeun nampak menggemaskan.

"Kak Doy bilang aku sama Mina deket? Sejak kapan?"

"Emangnya enggak?"

Mark menggeleng. "Enggaklah, dia cuma temen sekelas aku doang. Nggak lebih."

"Tapi kok kata Kak Doy kalian sering makan siang berdua?"

Ah, pasti salah paham lagi. Kak Doyoung pasti tidak melihat mereka hingga selesai. Mark makan siang berdua dengan Mina karena ingin menemani temannya itu sebelum salah satu sahabatnya datang menggantikan posisi itu. Sahabatnya yang mendekati Mina juga sejak lama, Ju Haknyeon.

"Enggak ya ampun, Kak Doy pasti salah paham."

"Salah paham gimana?"

"Aku nemenin Mina karena dimintain tolong sama Haknyeon semasih dia belum selesai kelasnya."

"Kok jadi Haknyeon?"

"Kamu nggak tahu Mina sama Haknyeon lagi deket?"

"Iya? Kok aku nggak tahu?"

"Makanya, suruh siapa kamu fokusnya ke Kak Doy terus?"

Koeun mencebikkan bibir. Kesal karena digoda oleh sahabatnya itu lagi. "Kan Kak Doy pacar aku, Mark. Masa iya fokusnya ke yang lain?"

Ya coba kamu fokusnya ke aku sekali-kali Eun, biar kamu tahu aku juga nunggu kamu di sini sejak lama.

"Dasar bucin!"

"Biarin bucin ke pacar sendiri. Emang kamu, jomblo?"

"Ehh sembarangan. Gini-gini aku juga lagi naksir orang tahu."

Koeun yang sudah akan kembali melahap sisa burger-nya meletakkan kembali roti isi tersebut. Kembali memusatkan perhatian ke arah Mark. Tertarik dengan perkataan sahabatnya itu. "Oh ya? Siapa, siapa? Nanti aku bantuin deh biar kamu sama gebetan kamu bisa jadian."

WHAT IF? (mark + koeun)Where stories live. Discover now