PROLOG

327K 8.5K 117
                                    

     Sahla tak dapat mendeskripsikan perasannya saat ini. Cemburu, marah, kecewa semuanya bercampur menjadi satu. Di depan sana, tak jauh dari tempat Sahla duduk, sepasang kekasih tengah bercanda gurau seolah dunia milik berdua. Seharusnya, ya, seharunya Sahla-lah yang berada diposisi cewek itu. Sahla menertawakan dirinya sendiri yang tampak menyedihkan di keramaian pesta ulang tahun temannya, bukan teman, lebih tepatnya kekasih dari Sang mantan.

Sahla belum move on? Ya, katakanlah begitu. Karena nyatanya lelaki itu masih mempunyai tempat spesial di hatinya, Sahla tak bisa menampik hal itu. Bagaimana tidak, sudah banyak hal yang mereka lalui selama 2 tahun menjalin hubungan. Bukan hal yang mudah bagi Sahla untuk melupakan semua kenangan yang mereka lalui bersama.

Terkadang memori-memori kebersamaan dirinya dan Arjuna selalu melintas dalam pikirannya. Apakah bisa semua itu terulang kembali? Sahla sangat ingin mengulang semuanya dan kembali merasa bahwa hanya dialah wanita paling bahagia di Dunia.

"Mau sampe kapan lo liatin dia? Kalo kayak gini terus lo keliatan ngenesnya, La." Seru Tania yang duduk di samping Sahla. Sudah hampir setengah jam lamanya Tania menemani Sahla duduk di pojok hanya untuk melihat Arjuna dan Kelaya yang tak terlewatkan dari atensi Sahla.

"Gue? Ngenes? Ck, lo ngomong apa sih? Gue udah move on. Seratus persen gue udah move on dari Juna," balas Sahla dengan kekehan kecil. Jujur, Sahla menertawakan dirinya sendiri.

"Kalo udah move on, lo seharunya keliatan baik-baik aja dong di depan mantan terindah lo itu. Bukan keliatan hmm... Sorry, gue harus bilang lo keliatan menyedihkan."

Sahla kembali berdecak mendengar penuturan Tania. Tapi memang benar, Sahla terlihat menyedihkan. Gadis itu kembali memusatkan atensinya pada Arjuna, lihatlah sekarang, Arjuna tampak baik-baik saja saat berpisah dengannya. Bukankah seharusnya Sahla juga begitu? Mengapa hanya dia saja yang merasa kehilangan?

Sahla terkesiap saat tanpa sengaja tatapannya bertubrukan dengan tatapan milik Arjuna, tatapan itu, tatapan yang berbeda saat Arjuna masih menjadi miliknya. Kini Arjuna hanya menatapnya dengan datar seolah Sahla tak memiliki makna apapun dalam hidupnya.

"Dia natap lo tuh."

"Gue tahu. Tapi, tatapan dia beda dari biasanya. Dia beneran hapus gue dari hidupnya ya?"

Sahla lagi-lagi menatap Arjuna dan kini cowok itu menyeringai kecil kearahnya. Apakah Arjuna sedang mengejek? Baru kali ini Sahla melihat hal itu dari Arjuna.

Dadanya bergemuruh, Sahla tidak bisa menerima. Arjuna pasti menertawakan Sahla yang tak bisa lepas dari masa lalu dirinya dengan Arjuna. Lihat saja Sahla akan menbuktikan bahwa itu tidak benar.

"Lo mau gini terus, La? Dia bahagia sama pacar barunya sementara lo? Lo larut dalam kesedihan yang gak berkesudahan. Mau sampai kapan? Gue sendiri aja greget liat lo kayak gini. Buktiin sama dia, La. Buktiin kalo lo juga bisa bahagia tanpa dia."

Terhasut oleh perkataan temannya, ditambah dia melihat Arjuna yang seolah mengejeknya. Membuat Sahla tiba-tiba memiliki keyakinan untuk membuktikan pada Arjuna, bahwa dirinyapun bisa bahagia setelah putus dari Arjuna, meskipun tidak sepenuhnya.

Menegak minuman yang di depannya hingga tandas, Sahla beranjak dari duduknya. Sekali lagi, matanya mengarah pada tatapan Arjuna membuat mereka harus bersitatap kembali.

"Lo mau kemana?" Tanya Tania saat melihat Sahla yang tiba-tiba beranjak.

Seolah menulikan pendengarannya, Sahla berjalan melewati beberapa orang yang sibuk berbincang. Tiba-tiba Sahla menarik lengan seorang cowok lantas melingkarkan tangannya di leher cowok itu. Tak butuh waktu banyak, Sahla memejamkan mata dan mendaratkan bibirnya tepat di bibir cowok yang bahkan tak Sahla kenal.

Suara ricuh mulai terdengar, bahkan beberapa orang sibuk mengabadikan momen tersebut entah untuk apa.

"Harus di video nih biar rame."

"Eh gila kok berani cium cowok di depan banyak orang gini?"

"Cewek itu siapa sih? Gue gak pernah liat."

"Dia mantannya Arjuna yang sekarang jadi pacarnya Kelaya."

"Ada beraninya juga nih cewek cium ketua Band 0X1."

Sementara itu, cowok yang dikenal dengan nama Aarav Ervanno Agantara nampaknya menikmati ciuman yang diberikan Sahla. Cowok itu bahkan melingkarkan tangannya di pinggang Sahla membuat tubuh keduanya semakin menempel. Satu tangannya merangkak naik menuju tengkuk Sahla.

Sorak sorai dari banyaknya orang disana semakin mengeras saat Aarav dengan lihai mengambil alih ciuman tersebut, lambat laun Aarav melumat bibir Sahla.

"Sial! Ini terlalu manis." Batin Aarav.

Mulai merasakan sinyal bahaya, Sahla mencoba melepaskan ciuman tersebut namun tak bisa, tangan Aarav semakin menekan tengkuk Sahla dan memperdalam ciumannya.

Saat ini, tubuh Sahla melemas bahkan kakinya sudah seperti jelly. Jika tangan Aarav tak menahan pinggangnya bisa saja sekarang Sahla merosot ke bawah.

Merasakan Sahla yang mulai kehabisan napas, Aarav menghentikan ciumannya namun cowok itu enggan menjauhkan wajahnya. Aarav tersenyum kecil melihat bibir Sahla yang memerah akibat ulahnya, tidak, bukan ulahnya tapi ulah Sahla sendiri. Bahkan Aarav bisa mendengar deru nafas Sahla yang memburu dan lihatlah sekarang, wajah gadis itu memerah.

"Bibir lo manis, gue suka."

-Roommate With Benefits-

0X1 dibaca Zero by One

Hai hai buat kalian yang baca cerita ini kalo suka jangan lupa vote + comment ya biar aku semangat lanjutin ceritanya.

Terimakasih🤗

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang