Bagian: Tiga

141K 5.9K 28
                                    

Benar saja, hal yang ditakutkan Sahla benar-benar terjadi. Sekarang dia tengah menjadi pusat perhatian dari para mahasiswa di Kampus yang Sahla temui, bahkan tak sedikit dari mereka yang melirik sinis ke arah Sahla. Katakanlah Sahla tidak tahu malu karena setelah kejadian itu Sahla masih punya muka untuk datang ke Kampus.

"Dia gak sih yang cium Aarav?"

"Urat malu dia putus kayaknya."

"Lho, emangnya dia punya urat malu? Cium cowok di depan umum gitu."

Dan masih banyak lagi perkataan yang membuat Sahla sakit hati. Mereka tidak tahu kalo waktu itu Sahla memang sedang tidak waras, jalan pikirannya saja buntu. Mungkin, seperti yang mereka bilang urat malunya pun sudah putus.

Hampir seharian kemarin Sahla merutuki dirinya sendiri bodoh. Betapa bodohnya dia bisa melalukan hal sememalukan itu.

"Tania dimana sih?" Gerutu Sahla.

"Sahla."

Akhirnya, Sahla bisa bernapas lega. Terlihat Tania berjalan kearahnya sembari menjinjing tote bag kesayangan gadis itu.

"Kenapa lo lama banget datangnya? Gue takut tahu."

"Lo takut kenapa? Di sini ada hantu?"

Sahla menggeleng. "Bukan hantu. Tapi orang-orang di sini, mereka natap gue sinis banget. Sebenernya, gue gak mau masuk hari ini. Tapi sekarang matkulnya Pak Fauzan gue takut nanti nilai gue jelek."

"Lo gak usah peduliin mereka, omongan-omongan mereka yang jahat jangan lo dengerin. Anggap aja mereka angin lalu, oke?"

"Gue bakal coba, Tan."

Tania tersenyum, dia mengusap bahu Sahla mencoba menenangkan sahabatnya. "Sekarang kita ke Kantin aja, gue lapar gak sempat sarapan tadi."

Sahla dan Tania berjalan beriringan menuju Kantin FH yang berada di gedung sebelah kiri. Meskipun masih ada beberapa pasang mata yang menatap kearah Sahla dan perkataan yang tidak mengenakkan, namun sekarang Sahla mencoba untuk mengabaikan itu semua.

Sampailah mereka di Kantin yang terbilang cukup ramai, Sahla dan Tania memilih duduk di pojok sengaja memilih tempat yang tidak terlalu ramai. Tania pergi untuk memesan makanan, sementara Sahla duduk sembari memainkan Handphone-nya. Sebuah notifikasi pesan masuk membuat Sahla membulatkan matanya.

Aarav: lo sendirian di Kantin?

Mengapa Aarav bisa tahu kalo Sahla sedang berada di Kantin? Gadis itu mencoba mengedarkan pandangannya, dia menemukan keberadaan Aarav yang duduk lumayan jauh dari tempatnya.

Sahla: Kenapa lo di sini?

Aarav: Gak boleh? Emangnya ini kampus punya nenek moyang lo?

Sahla: Terserah

Aarav: lo belum jawab pertanyaan gue

Sahla: Kepo banget jadi orang

Aarav: mau gue temenin?

Sahla: Lo mau bikin gue makin disearang sama fans fanatik lo?

Sahla memilih untuk mematikan HP-nya, tidak mau lagi membalas pesan dari Aarav. Beberapa menit kemudian, Tania datang membawa sepiring nasi goreng dan teh manis hangat.

Roommate With BenefitsWhere stories live. Discover now