Bagian: Tiga Puluh Dua

75.4K 3.4K 173
                                    

Happy Reading!

~~~

     Keadaan Alun-alun Kota sangat padat oleh banyaknya orang yang ingin menyaksikan pesta kembang api di malam hari. Terdapat banyak sekali pedagang kaki lima yang berjualan seolah memanfaatkan keadaan yang ramai.

Kini Sahla dan Satya tengah berjalan kaki di sekitar pedagang kaki lima. Mata Sahla berbinar saat banyaknya makanan enak yang dia lihat.

"Mau beli apa, La? Lapar kan?" Tanya Satya dan Sahla mengangguk dengan semangat.

"Pengen yang manis-manis." Ujar Sahla.

"Mau churros. Ayo, kesana." Seru Sahla saat melihat pedagang churros yang tak jauh dari dirinya dan Satya.

Tanpa sadar Sahla menarik lengan Satya agar mengikutinya, tentu saja hal itu menimbulkan perasaan senang yang membuncah dalam hati Satya. Perlahan Satya menggenggam tangan Sahla, menyalurkan rasa hangat untuk gadis itu.

"Lo mau juga?" Tawar Sahla.

"Enggak, La. Takut diabetes nanti."

"Ihh sesekali makan yang manis gak pa-pa tahu."

Satya mengembangkan senyumnya. "Liat lo aja udah manis banget, La. Masa ditambah makan yang manis diabetes nanti."

Sahla hanya membalas gombalan Satya dengan kekehan kecil, umumnya cewek pasti akan merasa baper saat ada yang menggombal untuknya. Tapi tidak untuk Sahla, gadis itu hanya menganggap hal itu sebagai candaan.

"Bercanda terus lo mah, ketularan Haikal ya. Kalau gitu gue beli buat gue aja deh."

Masih dengan tangan yang berada dalam genggaman Satya, gadis itu berjalan mendekat kearah pedagang churros. Harum dari makanan manis tersebut menyeruak indra penciuman Sahla.

"Mang beli sebungkus ya." Ujar Sahla.

"Cokelatnya mau disatuin atau dipisah?" Tanya pedagang tersebut.

"Dipisah aja."

Selang beberapa menit kemudian pesanan Sahla sudah selesai. Karena akan mengambil churros miliknya Sahla melepaskan tangannya dari genggaman Satya, tentu saja ada perasaan tak rela dalam hati Satya.

Setelah membayar kini keduanya kembali berjalan untuk sekedar berkeliling sebelum melihat pesta kembang api yang akan dimulai.

"Lo gak mau beli apapun? Masa gue doang yang jajan sih." Ujar Sahla.

Satya menggeleng pelan. "Lagi diet."

"Dih, gaya banget diet. Badan lo udah bagus tahu, udah ideal." Balas Sahla membuat tawa Satya pecah.

"Gak ada yang mengugah selera gue." Ucap Satya. "Mau tetep jalan atau duduk?"

"Duduk aja yuk. Gue juga pengen makan churrosnya."

Kini keduanya sepakat untuk duduk di sebuah bangku yang tersedia di samping Taman yang memang berada di Alun-alun Kota.

Sahla mulai memakan churros yang dia beli tadi, tak lupa juga dia celupkan pada coklat yang berada di cup kecil. Netra Satya tak pernah lepas dari setiap gerak-gerik gadis di sampingnya, angin yang berhembus menerbangkan beberapa helai Sahla membuat Satya terpesona betapa cantiknya Sahla.

Roommate With BenefitsWhere stories live. Discover now