Bagian: Tiga Puluh Tujuh

76.5K 3.9K 103
                                    

Happy Reading!

~~~

     "Tadi lo teriak kenceng banget, La. Untung aja telinga gue gak sampe budeg." Kesal Tania. Pasalnya, selama Band 0X1 tampil tak henti-hentinya Sahla berteriak dan bernyanyi dengan sangat kencang dan bersemangat.

Sahla hanya bisa cengengesan, tangan gadis itu melingkar di lengan Tania karena salah tingkah. Tentu saja itu karena Sahla yang tidak bisa menahan dirinya untuk tidak teriak saat melihat betapa tampan dan kerennya Aarav di atas panggung.

"Habisnya Aarav keren banget." Balas Sahla membuat Tania tertawa geli.

"Cuma Aarav doang nih yang keren?" Tanya Tania dengan nada menggoda.

Sahla menganggukkan kepala dengan cepat. "Iya, cuma Aarav doang yang jadi pusat perhatian gue."

"Siapa ya yang waktu itu bilang kalau gak bakal tertarik sama cowok itu." Goda Tania kembali.

"Gue juga gak tahu, Tan. Waktu gue liat Aarav tadi jantung gue berdebar kencang banget. Udah lama gue gak ngerasain kayak gini."

Tania membelalakkan matanya. "Itu artinya lo suka sama Aarav. Akhirnya lo bisa berpaling juga ke cowok lain, La. Gue seneng banget."

"Masa iya sih gue suka sama dia?" Gumam Sahla.

Tania mendengus pelan, gadis itu merasa gemas dengan Sahla yang selalu saja tidak peka pada perasaannya sendiri.

"Duh, lo jangan denial terus dong. Gue gemes deh sama lo lama-lama. Dengerin gue, lo kan tinggal bareng sama dia. Tiap hari ketemu, tiap hari ada interaksi, wajar aja dong hal itu menimbulkan benih-benih cinta diantara kalian."

Sahla diam sejenak. "Gue mau ketemu Aarav sekarang."

"Buat apa?" Tania mengernyitkan dahinya bingung.

"Gue mau mastiin perasaan gue." Jawab Sahla sembari fokus pada ponselnya. Gadis itu mengirimkan pesan pada Aarav bahwa dia ingin bertemu.

Sahla: rav, lo dimana?

Aarav: di studio musik
Aarav: kenapa?

Sahla: gue kesana ya

"Beneran mau ketemu dia?" Tanya Tania.

"Hm, dia di Studio musik sekarang. Gue kesana dulu ya, Tan."

Tania mengembangkan senyumannya dengan lebar. "Awas jangan sampe pingsan waktu ketemu Aarav."

———

Sahla menghela napas pelan saat detak jantungnya kian berpacu dengan cepat. Jujur saja sedari tadi Sahla mencoba mengendalikan debaran jantungnya namun tak bisa, setiap langkah yang kian mendekat pada Aarav membuat debaran itu semakin kencang.

Saat dirinya sudah berada tepat di depan Studio musik, Sahla menghentikan langkahnya. Gadis itu masih terdiam belum siap untuk membuka pintu.

"Deg-degan banget." Gumam Sahla.

Perlahan tangannya terulur untuk memegang gagang pintu, menekannya lantas pintu itu terbuka menampilkan sosok Aarav yang sibuk membaca secarik kertas di tangannya.

Debaran itu kian berpacu dengan cepat, kaki Sahla terasa lemas saat netranya menatap Aarav. Ingin sekali Sahla berteriak saat ini juga. Saat bertemu Aarav tak pernah sekalipun Sahla merasa seperti ini. 

Roommate With BenefitsWhere stories live. Discover now