Bagian: Empat Puluh Sembilan

77.6K 4K 283
                                    

1,1k vote dan 250 komen untuk next part~

Part ini harus rame karena part selanjutnya udah ending. Kalau gak rame aku ngambek wkwkwk

Happy Reading!

~~~

     Akhirnya Sahla bisa bernapas lega setelah selesai mengerjakan tugas dan mengumpulkan tugas tersebut melalui email kepada dosennya. Gadis itu mengambil ponsel yang sedari tadi tersimpan di atas nakas.

Sahla merasakan tenggorokannya kering, menoleh pada nakas sebentar gadis itu menghembuskan napas kasar saat melihat tempat minumnya tampak kosong. Dengan berat hati Sahla beranjak dari duduknya dan berjalan keluar Kamar.

Sampailah di Dapur, Sahla membuka kulkas hendak mengambil air putih dingin. Namun, pergerakan Sahla terhenti saat mencium harum parfum yang begitu familiar menyeruak indra penciumannya. Benar saja, saat Sahla berbalik gadis itu mendapati Aarav yang berdiri begitu dekat dengannya.

Pandangan mereka bertemu untuk seperkian detik karena Sahla yang langsung membuang mukanya kala mata elang Aarav menatapnya begitu dalam. Apa Aarav tidak tahu jika Sahla sangat lemah ditatap seperti itu?

Karena gugup Sahla menggigit bibir bawahnya. Hal itu tak luput dari pandangan Aarav membuatnya mendesis pelan.

"Jangan gigit bibir lo, Sahla." Titah Aarav.

Seketika Sahla langsung menurut dengan nafas yang tercekat karena Aarav semakin menatapnya makin dalam mengintimidasi.

"Don't you ever try to do that again." Ucap Aarav penuh penekanan. Matanya masih mengarah pada Sahla seolah tak ada hal menarik selain gadis di depannya.

"Just let me do that for you." Lanjutnya.

Sahla hendak menghindar dengan menolehkan pandangannya tetapi gadis itu kalah cepat dari Aarav yang sudah merengkuh wajah Sahla dan mendaratkan sebuah ciuman. Tidak ada pergerakan dari Aarav, hanya menempelkan bibirnya saja.

Mata Sahla perlahan terpejam dengan detak jantung yang kian berpacu dengan kencang. Menikmati kecupan yang Aarav berikan beberapa saat. Sampai tubuhnya sedikit tersentak saat Aarav menggigit kecil bibir bawahnya dan menyesap dalam waktu sekejap bibir manis itu.

"Sweet. I like these lips." Setelah menghentikan ciumannya, Aarav berujar sembari mengusap pelan bibir Sahla yang tampak basah.

Sahla berdehem kecil untuk menghalau rasa gugup yang kian menjalar. Kini netra gadis itu fokus pada penampilan Aarav yang sudah rapi, sepertinya cowok itu hendak pergi keluar.

"Mau kemana malam-malam gini?" Tanya Sahla mengalihkan pembicaraan.

Senyum Aarav terbit, lagi-lagi dibuat gemas dengan Sahla yang terlihat salah tingkah.

"Ikut, yuk? Makan malam di Rumah. Ibun tadi WA katanya dia masak banyak." Jelas Aarav.

"Oke, tunggu gue siap-siap dulu." Timpal Sahla cepat.

Gadis itu lantas berlalu dari hadapan Aarav. Masuk kembali ke Kamar dan berjalan cepat menuju Kamar mandi. Sahla berniat untuk mandi tapi sepertinya akan lama, alhasil Sahla memutuskan untuk gosok gigi dan mencuci muka saja.

Setelah itu Sahla berdiri di depan lemari mencari baju yang cocok untuk dia gunakan. Mata gadis itu menyisir isi lemari yang terdapat baju-baju miliknya. Ada keinginan untuk Sahla tampil cantik dihadapan Ibun, Ayah dan juga... Aarav.

Roommate With BenefitsWhere stories live. Discover now