Bagian: Dua Puluh Lima

87.8K 4.3K 75
                                    

Warning! untuk part ini ada scene raba-rabanya dikit🙈

Please, be wise!

~~~

     Sahla mulai terbangun dari tidurnya, sedikit mengerjapkan mata untuk menyesuaikan dengan cahaya. Sahla merasakan beban di pinggangnya, gadis itu baru tersadar bahwa semalam dia tidur bersama Aarav yang memeluknya.

Sahla membelalakkan mata saat melihat dengan jelas dada bidang Aarav yang tak tertutupi satu helai benangpun tepat berada di depan matanya. Wajah gadis itu seketika memanas, apakah Aarav sengaja? Setahu Sahla cowok itu memakai baju saat tidur bersamanya. Jujur saja, Sahla paling lemah berhadapan dengan Aarav yang dalam keadaan shirtless.

Mencoba untuk meneguk saliva, Sahla sedikit mengendurkan pelukan Aarav di pinggangnya. Sahla menatap wajah tampan Aarav yang tampak damai dalam tidurnya, kini pandangannya turun menelusuri dada bidang Aarav lantas menatap perut six pack Aarav.

Sahla sedikit menahan napas, entah setan apa yang merasuki diri gadis itu di pagi hari, perlahan tapi pasti tangan Sahla terulur untuk menyentuh perut Aarav. Jari-jarinya menyusuri setiap pahatan yang terpampang di perut cowok itu, dengan gerakan perlahan lagi tangan Sahla naik untuk menyentuh dada Aarav yang bidang. Inilah tempat Sahla bersandar semalam dan membuatnya nyaman.

Mata Sahla mengerjap saat merasakan hangat di tangannya. Sahla masih betah menyentuh tubuh bagian atas Aarav.

Aarav yang sebenarnya sudah lebih dulu terbangun hanya bisa mendesis saat merasakan tangan halus Sahla yang menyentuh tubuhnya. Oh shit! Aarav merasakan sesak di bagian bawah tubuhnya.

Dengan gerakan cepat Aarav meraih tangan Sahla yang sedari tadi bergerilya di tubuhnya, Aarav merubah posisinya menjadi berada di atas Sahla seolah menindih gadis itu.

Mata Sahla kembali membulat saat Aarav terbangun, jantungnya berpacu dengan cepat. Rasa malu seketika menjalar dalam diri Sahla.

Sahla ingin menghilang saat itu juga.

"Kenapa lo lakuin itu, Sahla?" Tanya Aarav dengan nada rendah dan suara yang serak.

"Lo sengaja? Lo sengaja ngebangunin sesuatu yang di bawah?"

Sahla sedikit terkesiap, dia tahu apa maksud Aarav. Gadis itu mencoba melepaskan cekalan Aarav di lengannya. Merasa Aarav lengah, Sahla mendorong pundak Aarav lantas beranjak dari ranjang lalu berlari menuju pintu. Namun sial, pintu terkunci.

"Lo gak bisa kabur." Ujar Aarav dengan seringaian kecilnya.

Cowok itu tertawa pelan, menyusul Sahla beranjak dari atas ranjangnya. Sahla menatap Aarav, gadis itu merasa merinding saat melihat tatapan nyalang yang cowok itu berikan padanya.

Aarav berjalan perlahan, mata elangnya menatap Sahla dengan nyalang seolah Sahla adalah mangsanya. Semakin mendekat, Aarav langsung mengukung Sahla setelah berada di hadapan gadis itu.

"Tanggung jawab." Ucap Aarav.

"H-hah?"

"Lo harus tanggung jawab sama apa yang lo lakuin."

Satu tangan Aarav menyentuh dagu Sahla agar gadis itu mendongak. Tanpa menunggu lama Aarav meraup bibir Sahla yang terlihat menggoda. Tangannya yang lain beralih menuju pinggang Sahla, sedikit memberi usapan lembut di sana. Dalam sekejap, Aarav mengubah pagutan itu menjadi lumatan yang menuntut.

Roommate With BenefitsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang