[ Re:XXX • 73 ]

461 48 15
                                    

"Antara Kak Adam dengan Sean..." Fiona mulai membuka suara setelah sedari tadi hanya duduk diam di tepi ranjang. "Siapa diantara mereka berdua yang pernah mencuri...your first kiss?"

Husein yang sedari tadi duduk bersandar di sandaran ranjang dengan meluruskan kedua kakinya sambil membaca sebuah buku, mendongak dan mengangkat satu alisnya. "Kenapa memangnya?" Ia balas bertanya.

"Jawab aja!"

"... ...no one," Husein menjawab santai setelah ada jeda panjang. Ia kembali lanjut membaca. Tak mempedulikan Fiona yang duduk manyun. Juga tak menggubris sorot mata tajam dari Fiona yang penuh selidik. Isyarat bahwa ia tak mempercayai, mungkin tak cukup puas, dengan jawaban yang Husein berikan padanya.

"Really?"

Husein diam dan mengangkat bahu. "Faktanya tak ada satupun diantara mereka berdua yang mencuri apapun," Husein menjawab. Buku yang sedari tadi ada di pangkuannya, Husein letakan di meja yang ada di sisi ranjang. Tak ada satupun kalimat yang ia baca masuk dan tersimpan di dalam kepalanya. "Kenapa mendadak nanya begitu? Cemburu? Apa yang kamu cemburuin dari mereka? Kenapa sekarang? Ah...! Apa karena mereka bukan saudara kandungku? Begitu?"

"Kamu galak kalo lagi marah, Sein..." Fiona berujar. "...maaf..."

"Maaf? Untuk apa minta maaf? Memangnya kamu punya salah apa?"

"Aku salah udah cuekin kamu..."

"First of all... Aku gak marah," Husein berujar. "Sudah sedari dulu, kamu akan hilang kendali kalau sudah bertemu dengan Aslan. Iya, kan?"

"That's why...aku minta maaf..."

"Fio... Kamu enggak salah apa-apa. Buat apa minta maaf?"

"Tapi aku selalu cuekin kamu... Abisnya... Kamu gak pernah keliatan cemburu sih..."

Husein mendengus. Lalu tersenyum tipis. "Apa aku harus marah-marah seperti Kak Adam, untuk menunjukan kalau aku sedang cemburu?"

Fiona terkekeh kaku mendengar pertanyaan Husein. Ia membayangkan betapa konyolnya Husein jika sampai melakukan hal tersebut. Ia sadar benar, Husein bukan tipe sumbu pendek yang sekejap meledak jika melihat hal yang tak disuka. Fiona sudah cukup lama mengenal dan melihat karakter Adam dan Sean. Dua orang itu memang sering spontan menunjukan emosinya jika dibandingkan dengan Husein. Fiona tak akan sanggup membayangkan jika Husein bersikap seperti dua saudaranya itu.

"Mmm... Terus Sein... Aku mau nanya satu hal ke kamu."

"Silahkan."

"Boleh?"

"Perlu kasih rambu larangan di jidatku, gitu?"

Fiona terkekeh pelan dan mencubit gemas paha Husein. "Aku serius, Sein!!"

"Aku dua rius, Fiooo!!" Husein balas dengan nada gemas seperti yang Fiona lakukan. "Mau nanya apa?"

"Kenapa sih, kamu gak pernah ngasih bunga ke aku?"

Husein tak langsung menjawab. Ia terlihat berpikir sejenak. "Bukannya Koko Felix selalu ngasih bunga ke kamu, Fio?"

"Iihhh enggak! Kapan Ko Felix ngasih aku bunga?"

"Bunga Bank."

"...kok...?" Fiona terlihat kebingungan.

Dilain pihak, Husein malah tersenyum lebar. "Bukannya Koko Felix rutin ngasih bunga Bank punya dia ke rekening pribadimu."

"Iisshhh... Kamu itu yah... Aku seriuuusssss...!!!" Fiona sekali lagi mencubit gemas paha Husein. Sementara Husein hanya tertawa renyah mendapatkan cubitan yang baginya tak terasa sakit itu.

The Next Chapter of °•¤ Re:XXX ¤•°[2nd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang