[ Re:XXX • 30 ]

1K 90 23
                                    

"Papaaaa....!!!" Moriz dan Sion dengan penuh semangat berseru memanggil Joshua yang baru saja pulang kerja. Kedua bocah mungil itu seolah berlomba meraih kedua kaki Papanya. Moriz memeluk erat kaki kanan, sementara Sion memeluk kaki kiri Joshua.

"Moriz. Sion. Biar Papa duduk dulu. Kasian Papa seharian berdiri terus," Adam yang masuk bersama dengan Wisnu, berujar sambil berseru menasehati kedua putranya.

"Baba...!!! Om Nunu...!!!"

Usai menerima kecupan dari Papanya, Moriz dan Sion pun beranjak menyambut sang Baba dan Wisnu, yang memiliki panggilan kesayangan baru dari dua keponakannya itu. Dan setelah memberikan kecupan seperti yang Joshua lakukan sebelumnya, ia membiarkan kedua putranya menghampiri Wisnu.

Wisnu sendiri, yang selama perjalanan pulang selalu mengeluh capek dan sudah mengantuk, mendadak saja menjadi segar bugar. Mata segaris yang ia claim sudah lima watt itu menjadi seratus watt dan terlihat terang benderang. Dengan semangat, Wisnu menggendong Moriz dan Sion. Lalu membiarkan kedua bocah mungil itu mendaratkan kecupan di pipi Om Nunu kesayangan mereka.

"Kalian udah mandi?"

"Um!!" Moriz, seperti biasa, menjawab pertanyaan Wisnu dengan anggukan. Tak hanya dengan Wisnu saja, tetapi Moriz memang akan menjawab seperti itu kepada siapapun yang bertanya kepadanya. Sementara Sion menyerukan kata "Cudah!" dengan riang.

"Pantesan... Udah pada wangi semua..." Wisnu berujar seraya mendaratkan kecupan di pipi Moriz dan Sion bergantian. Dua bocah mungil tersebut, terkikik geli saat kumis tipis, yang lupa Wisnu cukur pagi tadi, bergesekan dengan pipi chubby mereka. "Mandi sendiri atau dimandiin?" Tanya Wisnu lagi sambil duduk di sofa yang berseberangan dengan Adam dan Joshua.

"Cion mandi cama Om Cean," Sion menjawab riang. "Molish cama Om Cein," lanjutnya.

Sebenarnya Wisnu tidak perlu repot bertanya. Karena ia sudah tahu pasti dengan jawaban keponakannya tersebut. Moriz memang terlihat sangat dekat dengan Husein. Ia akan duduk diam dipangkuan Husein, sambil mengamati Om favoritnya tersebut memainkan Grand Piano yang berada di sudut ruang tamu. Bahkan Moriz akan langsung tidur dipangkuan Husein, saat Om favoritnya itu memainkan 'River Flows in You' by Yiruma.

Sementara Sion, selalu senang bila bersama dengan Sean. Ia paling senang bila Sean mengajaknya main kejar-kejaran. Bahkan Sion pernah sampai menangis saat tak menemukan Sean, ketika mereka sedang main petak umpet. Kalau sudah menangis seperti itu, biasanya Sean akan menggendong Sion. Dan mengajaknya jalan-jalan di taman bersama dengan Joey.

"Elo dan Eli udah tidur, Tante?" Adam yang melihat Tante Anna berjalan tergesa-gesa menuju dapur, bertanya seraya menghampirinya.

"Udah Dam. Tapi Tante ikut ketiduran. Padahal belum masak buat dinner."

"Aih... Enggak usah. Tante pasti capek seharian momong si kembar. Malam ini pesan delivery aja."

"Nah, terus besok dan seterusnya?"

Adam tersenyum seraya mengulurkan tangannya dan beralih memijat pundak Tante Anna. "Begini aja. Tante tolong carikan sodara atau kerabatnya yang pinter masak. Tapi yang bisa tinggal dan kerja bareng dengan Tante," Adam berujar memberikan usul. "Atau... carikan Nanny untuk Elo dan Eli. Lumayan kan, bisa menghemat tenaganya Tante. Gimana?"

"Hmmm... Oke deh. Masih lebih baik mencarikan Nanny aja, Dam. Biar Tante yang handle masakan juga menjaga Joey seperti biasa."

"Oke sip. Sekarang tolong pesenin delivery langganan kita. Adam mau mandi dulu," Adam berujar usai mendaratkan kecupan di pipi Tante Anna. 'Serangan' tanda terima kasih yang sering kali ia lakukan, dan selalu membuat Tante Anna kadang tersipu malu sendiri. "Okay guys. Yang mau order makanan, silahkan lapor ke Tante Anna!!" Adam berseru dari arah dapur.

The Next Chapter of °•¤ Re:XXX ¤•°[2nd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang