[ Re:XXX • 122 ]

258 24 21
                                    


Awalnya Joshua ingin memberikan nama Syafril Lee Cakrabirawa pada akta kelahiran Syafril yang baru. Tapi saat Adam membaca ulang nama tersebut, ia merasa ada yang kurang di nama tersebut.

"Gue ganti!"

"Ha? Di ganti?"

"Lebih tepatnya... gue tambahin dikit," jawab Adam sambil menggoreskan ujung pena pada selembar kertas. "Karena gue kenal dia sejak 'waktu itu'. Bukan hanya kita berdua yang mengenal Syafril. Ada satu lagi orang yang terlahir kembali. Dia juga menjalani kehidupan baru seperti gue."

"Siapa?"

"Mantan terindah gue," Adam tersenyum dan mengedipkan matanya.

Sejenak Joshua mengerutkan dahi. Berpikir. Lalu teringat dengan Amarillo. "Mantan terindah, huh?"

"Percuma mau elu cemburu kayak apapun. Amar emang mantan gue. Dan elu tau fakta tentang hal tersebut."

"Iya... Iya..." Joshua memutar matanya. Terlihat sedikit jengkel. "Dan mantan lu ada banyak!!!"

"Heh! Ngaca! Mantan lu juga banyak!!! Malahan, elu nerima mereka jadi karyawan lu disini!" Adam menyahut dengan acuh. "Enak kan, tiap hari bisa elu ajak mojok pas gue lagi gak ada. Entar ada deh alesan meeting. Iya, meeting ama para mantan!"

Joshua langsung terbatuk-batuk mendengar ocehan Adam. Ia selalu saja tak berhasil menang, jika memperdebatkan tentang mantan masing-masing. Harus Joshua akui, ia menerima beberapa mantannya bekerja di AXeL Hotel, karena mereka adalah orang-orang berkompeten di bidang masing-masing.

Makanya Joshua akan bergegas pulang jika harus bekerja dengan salah satu staf yang adalah mantannya. Atau meminta Adam untuk menggunakan kloningan yang menyerupai wujud Joshua. Karena kalau kloningan Adam yang maju, ia bisa mengeluarkan aura penolakan yang membuat staf yang gatal, menjadi lebih fokus pada pekerjaannya.

Tak seperti ruang kerja Adam yang memiliki 90% dinding kaca, ruang kerja Joshua hanya memiliki kaca yang selalu dipakai untuk melihat pemandangan kearah luar gedung. Joshua sering menghabiskan waktu di ruang kerjanya sambil melihat padatnya arus lalu lintas yang mengitari AXeL Hotel. Untuk masuk ke dalam ruang kerja Joshua, masih harus melewati sebuah ruangan, dimana sekretarisnya bekerja.

Bisa dibilang, ruang kerja Joshua jauh lebih tertutup. Dan memiliki privasi yang lebih tinggi. Makanya, Joshua tak akan segan untuk melakukan apapun dengan Adam di ruangannya. Tanpa meminta Adam untuk menggunakan kekuatannya.

"Dam."

"Hm."

"Ngambek ya?"

"Kagak."

"Terus kok cuek?"

Mereka berdua sedang duduk bersebelahan di meja meeting yang berseberangan beberapa meter dari meja kerja Joshua. Adam berdiri dan meraih pergelangan tangan Joshua. Membawanya untuk duduk di kursi kerja yang berada di belakang meja kerja berbahan kayu dengan ukuran yang sangat besar.

"Kita lagi di kantor lu kan, Josh. Tapi kayaknya sedari tadi, elu gak ada kerjaan. Nempeeeellll.... mulu ke gue," Adam nyerocos di hadapan Joshua.

Joshua terbelalak melihat Adam melepaskan kait ikat pinggangnya. Terlebih, saat Adam menurunkan celananya. Bola mata Joshua seperti akan melompat keluar, mengetahui Adam mengenakan sebuah Jockstrap berwarna hitam. Ia lalu membalikan badan. Meremas bongkahan pantatnya sendiri sebelum merangkak naik ke meja kerja Joshua.

"Nih. Gue kasih kerjaan. Biar mulut lu gak bawel," Adam meremas bongkahan pantatnya sendiri. Menariknya berlawanan arah. Dan mempertontonkan bibir anusnya yang berkedut-kedut, tepat di hadapan Joshua. "Malah bengong. Gak mau? Udah bosen?! Lebih enakan mantan ya?!"

The Next Chapter of °•¤ Re:XXX ¤•°[2nd Season]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang